Internet Mengakhiri 80 Tahun Sejarah "Newsweek"


Begitu memasuki tahun 2013, ruang yang biasanya ditempati majalah Newsweek di kios-kios majalah atau lapak-lapak koran di seluruh dunia akan kosong, tak terisi lagi. Pasalnya, Newsweek menghentikan terbitan edisi cetaknya setelah 80 tahun sejarah keberadaannya. Majalah itu akan beralih ke format serba digital untuk menyasar pembaca online melalui tablet, smartphone, dan desktop.

Majalah berita mingguan berpengaruh itu, Kamis (18/10/2012), mengumumkan, pihaknya akan menerbitkan edisi cetak terakhirnya pada 31 Desember. Setelah itu, Newsweek tak berdaya lagi di bawah tekanan yang menimpa industri media cetak pada umumnya dan majalah mingguan pada khususnya.

Dengan begitu, Newsweek menjadi korban terbaru dari dunia yang terus berubah cepat, di mana pembaca kini mendapatkan lebih banyak informasi dari situs web, tablet, dan smartphone. Ini juga menandai suatu situasi di mana para pengiklan mencari alternatif yang lebih murah dan itu adalah online.

Newsweek, yang didirikan tahun 1933, telah membangun tempat terhormat dalam lanskap media Amerika. Majalah itu bersaing keras dengan majalah Time dan setiap minggu terbit untuk membawa berita utama ke beberapa juta pembaca. Pada era pra-internet, sebelum aliran konstan informasi real-time tersedia, pembaca sangat menunggu-nunggu kehadiran dua majalah itu. Pembaca ingin tahu apa berita utama yang akan disajikan dua majalah itu, apakah keduanya akan menampilkan topik yang sama. Namun, itu dulu.

Dalam sebuah pengumuman yang di-posting di situs web The Daily Beast, yang merjer dengan Newsweek dua tahun lalu, Newsweek mengatakan, publikasi online-nya akan disebut Newsweek Global. Versi digital tersebut "akan menjadi edisi tunggal di seluruh dunia yang menyasar pembaca yang sangat mobile yang ingin tahu tentang peristiwa-peristiwa dunia". Versi digital itu tidak gatis, yang mau berlangganan harus bayar. Beberapa artikel Newsweek akan muncul di The Daily Beast, yang akan terus sebagai situs web gratis.

Pengumuman tersebut dibuat pemimpin redaksi Newsweek, Tina Brown, dan CEO The Newsweek Daily Beast Co, Baba Shetty. Keduanya dalam pernyataan bersama mengatakan, "Dalam penilaian kami, kami telah mencapai sebuah titik kritis di mana kami bisa paling efisien dan efektif menjangkau pembaca kami dalam format serba digital."

Newsweek berusaha untuk mengambil keuntungan dari pertumbuhan cepat penggunaan tablet dan e-readers. "Penggunaan tablet berkembang cepat di antara para pembaca kami," kata pernyataan tersebut. Karena itu, Newsweek ingin menggunakan kesempatan tersebut dengan beralih ke format digital. "Keputusan ini tidak terkait dengan kualitas brand atau jurnalisme, yang memang kuat selama ini. Ini semata tentang tantangan ekonomi media cetak dan distribusi," tambah pernyataan itu. "Kami melakukan transisi terhadap Newsweek, kami tidak mengatakan selamat berpisah," tulis mereka.

Brown mengatakan, keputusan itu tak terelakkan. "Anda tidak bisa mengubah sebuah era inovasi yang memberi dampak sangat besar," katanya seperti dikutip New York Times. "Tak seorang pun dapat membalikkan tren itu. Anda tidak bisa mengembalikan apa yang merupakan tren yang tak terhindarkan."

Keputusan Newsweek itu tidak mengejutkan. Barry Diller, kepala perusahaan yang memiliki Newsweek, mengumumkan pada Juli bahwa media itu sedang menganalisis masa depannya sebagai majalah cetak mingguan. Diller mengatakan ketika itu bahwa memproduksi sebuah majalah berita mingguan dalam bentuk cetak pada saat ini tidak mudah.

Edisi cetak Newsweek sesungguhnya telah lama kehilangan relevansi saat para pembaca berbondong-bondong beralih ke sumber-sumber berita baru, sumber-sumber digital.

Bisnis Newsweek juga kelimpungan selama bertahun-tahun. Kerugian yang menggunung telah membuat The Washington Post Co pada 2010 menjual Newsweek senilai 1 dollar AS ke pengusaha stereo Sidney Harman. Harman meninggal pada tahun 2011. Namun, sebelum meninggal, ia membuat Newsweek menjadi sebuah usaha patungan dengan situs IAC/InterActiveCorp's The Daily Beast dalam upaya untuk memangkas kerugian majalah itu dan memperluas pembaca online-nya.

Newsweek sejauh ini telah mampu mengembangkan jumlah pembaca online, sebagian karena popularitas perangkat seperti  iPad dari Apple Inc dan e-readers dari Amazon.com Inc dan Barnes & Noble Inc. The Daily Beast mendapat lebih dari 15 juta unique visitors per bulan, naik 70 persen dari tahun lalu.  Banyak dari pertumbuhan itu dihasilkan Newsweek, kata mereka.

Industrywide, halaman-halaman iklan majalah AS, anjlok 8,8 persen pada semester pertama tahun 2012, menurut data Publisher's Information Bureau. Newsweek bernasib lebih baik, halaman iklannya naik 7,6 persen selama periode tersebut. Namun, sirkulasi Newsweek AS telah merosot selama bertahun-tahun, terus anjlok dari masa jayanya sekitar 3 juta eksemplar menjadi sekitar 1,5 juta saat ini.

Newsweek bukan yang pertama yang menghentikan versi cetaknya. US News & World Report telah menghentikan edisi cetak mingguannya beberapa tahun lalu dan sekarang fokus pada situs web dan sejumlah edisi khusus cetak, seperti panduan bagi lulusan terbaik sekolah. SmartMoney mengumumkan pada Juni bahwa media itu akan berubah jadi berformat digital. Dow Jones & Co, sebuah unit dari News Corp, mengatakan saat itu bahwa 25 posisi di SmartMoney akan dihapus.

Transisi dari versi cetak ke digital itu akan disusul dengan langkah pengurangan staf Newsweek. Dalam pertemuan dengan para staf pada Kamis pagi, Tina Brown dengan berlinang air mata mengatakan bahwa ia tidak tahu berapa banyak orang yang akan di-PHK. Yang pasti, jumlah staf editorial dan operasional Newsweek di Amerika Serikat dan luar negeri akan dirampingkan.

http://internasional.kompas.com/read/2012/10/19/15034379/Internet.Mengakhiri.80.Tahun.Sejarah.Newsweek?utm_source=WP&utm_medium=box&utm_campaign=Ktswp

0 Response to "Internet Mengakhiri 80 Tahun Sejarah "Newsweek""

Post a Comment