China terus memperkuat klaimnya di Laut China Selatan berdasarkan
peta kuno 9-Dashed Line (9 garis putus), yang mana hampr 90 persen Laut
China Selatan masuk ke dalam 9-Dashed Line. Menko Polhukam Luhut Binsar
Pandjaitan memberikan penolakan atas klaim China tersebut.
Indonesia menurut Luhut, tidak mengakui adanya 9-dashed line. Luhut
juga menyampaikan ingin adanya kebebasan bernavigasi di kawasan Laut
Cina Selatan.
“Kita tidak akui 9 border line, kita tidak mau ada power projection
di wilayah itu. Kita harus tetap ada freedom of navigation,” ujar Menko
Polhukam di kantor Perindo, Jl. Diponegoro, Menteng, Jakarta, Senin
(13/6/2016).
Nine dash line meruoakan garis yang dibuat Pemerintah Tiongkok di
Laut Cina Selatan sebagai wilayah tradisional fishing ground mereka.
Garis tersebut meliputi wilayah Philipina, Malaysia, Brunei dan
Indonesia.
Pemerintah Indonesia sadar dan menolak klaim Tiongkok
tersebut, karena adanya multi intrepretasi, overlaping wilayah yang
diklaim oleh Tiongkok.Wilayah Indonesia yang masuk dalam 9 dash line adalah Kepulauan
Natuna khususnya Natuna Timur. hal yang menjadi dasar penolakan
pemerintah Indonesia adalah adanya potensi cadangan gas bumi sebesar 222
Tcf dan gas yang bisa diproduksi sebesar 45 Tcf dengan lapangan
utamanya di Natuna D Alpha.
Sebelumnya, Tiongkok memasukkan sebagian wilayah perairan laut
Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, ke dalam peta wilayah mereka atau yang
dikenal dengan Nine Dash line.
Tiongkok mengklaim wilayah perairan Natuna merupakan wilayah laut
mereka. Klaim sepihak ini terkait sengketa Kepulauan Spratly dan Paracel
antara China dan Filipina. Sengketa ini dapat berdampak besar terhadap
keamanan laut Natuna.
Sumber : Detik.com
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Response to "Indonesia Tolak Klaim 9 Dashed Line China"
Post a Comment