Setiap negara bangsa, negara dan daerah pasti memiliki penyebutan
sendiri untuk angka-angka dari satu, dua sampai dengan sepuluh. Misalnya
angka tiga kita menyebutnya di Indonesia tapi di negara lain ada yang
menyebutnya tri, three, san, tolu dan lain sebagainya.
Bahkan
bila ada yang masih ingat angka-angka tersebut dalam bahasa daerah
teman-teman masing-masing dari satu sampai sepuluh maka kadang ada angka
yang penyebutannya sama dan ada pula yang berbeda dengan Bahasa
Indonesia. Mungkin tergantung dari enaknya di lidah atau di telinga.
Langsung saja. Di sini saya bukan mengajarkan Anda berhitung tapi coba perhatikan deretan angka-angka di bawah ini.
1 = Satu
2 = Dua
3 = Tiga
4 = Empat
5 = Lima
6 = Enam
7 = Tujuh
8 = Delapan
9 = Sembilan
Ternyata
setiap bilangan mempunyai saudara ditandai dengan huruf awal yang sama.
Bila kedua saudara ini dijumlahkan angkanya, maka hasilnya pasti
sepuluh. Contohnya Satu dan Sembilan.. Mempunyai huruf awal yaitu S dan
bila diumlahkan satu dan sembilan hasilnya adalah sepuluh.
Begitu
juga dengan Dua dan Delapan, Tiga dan Tujuh kemudian Empat dan Enam.
Terurut sampai dengan angka Lima. Lima dijumlah dengan dirinya sendiri
juga hasilnya sepuluh.
Tidak sampai disitu, ternyata huruf awalnya
juga punya peranan penting terbentuknya bilangan itu. Misalnya Satu dan
Sembilan sama-sama huruf awalnya adalah S yang secara kebetulan berada
pada urutan 19 dalam alpabet. Bila angka satu dan sembilan dijumlahkan
kemudian dibagi dua untuk mencari rata-ratanya maka hasilnya adalah 5.
Bentuk angka 5 sangat identik dengan huruf S.
Kemudian Dua dan
Delapan. Huruf awalnya adalah D yang urutan keempat. Bila delapan dibagi
dua maka hasilnya adalah empat (pembenaran).
Selanjutnya Empat dan Enam. Huruf awalnya adalah E yang urutan kelima. Lima berada diantara Empat dan Enam (pembenaran lagi).
Sedangkan
angka Lima huruf awalnya adalah L. Dimana L digunakan untuk simbol
angka lima puluh dalam perhitungan Romawi (pembenaran yang masih
nyambung).
Lalu bagaimana dengan Tiga dan Tujuh? Ternyata susah
cari pembenarannya. Ditambah, dikurang, dibagi dan dikali ternyata belum
juga ketemu. Tiga dikali tujuh hasilnya 21, kurang satu angka dengan
huruf T yang urutan ke 20. Tapi simbol V digunakan untuk menunjukkan
angka tujuh dalam perhitungan Arabic. Dan V diurutan ke-22.
Ternyata,
tidak pake matematika. Cukup ditulis saja dikertas kosong kemudian
pasti bisa ketemu hubungannya. Coba tulis huruf T kecil (t) di sebuah
kertas. Kemudian putar kertasnya 180 derajat maka kamu bisa lihat angka
tujuh dengan jelas. Lalu bagaimana dengan angka tiga? Juga sama. Tulis
huruf T besar di kertas pake font Times New Roman kemudian putar 90
derajat ke kanan searah jarum jam. Tada…. Kamu pasti bisa lihat angka
tiga dengan jelas. Tapi sedikit mancung. (pembenaran yang juga
dipakasakan sekali).
Pola unik ini mungkin hanya bisa ditemukan di
Indonesia. Lalu bagaimana dengan di Malaysia yang juga memakai bahasa
yang sama? Ternyata di Malaysia angka 8 tidak disebut sebagai Delapan
tapi Lapan. Jadi pola ini hanya milik Indonesia. Jangan sampai diklaim
juga sama mereka.
http://jadiberita.com/52584/fakta-unik-angka-bilangan-indonesia/
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Response to "Fakta Unik Angka-Bilangan Indonesia (just for Fun)"
Post a Comment