Kepala BPP SPAM Tamin M Zakaria Amin, Kamis 17 April 2014, mengungkapkan Kementerian Pekerjaan Umum menargetkan pemenuhan air minum bagi seluruh rakyat Indonesia pada 2019. "Kita targetkan cakupan air ke masyarakat Indonesia mencapai 100 persen pada 2019," katanya, saat ditemui dalam acara konfrensi pers di Jakarta.
Untuk mencapai 100 persen tersebut, menurut Tamin, paling tidak butuh dana sebesar Rp270 triliun. Dana ini diharapkan akan didapatkan dari pemerintah pusat sebesar Rp80 triliun. Sedangkan sisanya Rp180 triliun, diharapkan berasal dari sumber lain.
Sumber-sumber tersebut
adalah pemerintah daerah, perusahaan daerah air minum (PDAM), pinjaman
perbankan, dan pembiayaan dari kerja sama pemerintah swasta (private public partnership/PPP).
Ia mengungkapkan, proses pemenuhan air bersih ini sangat tergantung dukungan dari pemerintah daerah. Sebab, pemerintah daerahlah yang menentukan tarif terhadap PDAM-PDAM yang ada di daerah mereka.
Jika diberikan tarif terlalu murah, menurut Tamin, PDAM akan merugi dan perusahaan tidak akan sehat. Dengan demikian, akan semakin banyak penyimpangan-penyimpangan dan penyelewengan yang akan terjadi.
Selain itu, ia juga menekankan dibutuhkannya jiwa entrepreneurship di pemimpin PDAM-PDAM ini. Sebab, tanpa jiwa enterpreneur ini PDAM hanya akan menunggu kehancuran.
Hal ini, kata Tamin, sudah terjadi di beberapa kota yang saat ini PDAM-nya maju seperti Banjarmasin dan Palembang. Di Kedua kota tersebut, cakupan air bersih sudah di atas 90 persen, termasuk yang tertinggi di kota kota lain di seluruh Indonesia.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa saat ini dari hasil audit 350 PDAM, pada tahun lalu terdapat 176 PDAM sehat, 104 PDAM kurang sehat, dan 70 PDAM dalan keadaan sakit. "Yang sehat-sehat ini, karena didukung pemerintah daerahnya selaku pemilik," katanya. (umi)
Ia mengungkapkan, proses pemenuhan air bersih ini sangat tergantung dukungan dari pemerintah daerah. Sebab, pemerintah daerahlah yang menentukan tarif terhadap PDAM-PDAM yang ada di daerah mereka.
Jika diberikan tarif terlalu murah, menurut Tamin, PDAM akan merugi dan perusahaan tidak akan sehat. Dengan demikian, akan semakin banyak penyimpangan-penyimpangan dan penyelewengan yang akan terjadi.
Selain itu, ia juga menekankan dibutuhkannya jiwa entrepreneurship di pemimpin PDAM-PDAM ini. Sebab, tanpa jiwa enterpreneur ini PDAM hanya akan menunggu kehancuran.
Hal ini, kata Tamin, sudah terjadi di beberapa kota yang saat ini PDAM-nya maju seperti Banjarmasin dan Palembang. Di Kedua kota tersebut, cakupan air bersih sudah di atas 90 persen, termasuk yang tertinggi di kota kota lain di seluruh Indonesia.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa saat ini dari hasil audit 350 PDAM, pada tahun lalu terdapat 176 PDAM sehat, 104 PDAM kurang sehat, dan 70 PDAM dalan keadaan sakit. "Yang sehat-sehat ini, karena didukung pemerintah daerahnya selaku pemilik," katanya. (umi)
© VIVA.co.id
0 Response to "Butuh Rp 270 T Alirkan Air Bersih ke Seluruh Rumah di RI"
Post a Comment