Sekelompok desainer,
jurnalis, musisi, animator, dan programer yang menyebut diri Kurz Gesagt
mencoba menjelaskan secara ringkas sejarah terbentuknya Negara Islam
Irak dan Suriah (ISIS) dalam sebuah video-grafis berdurasi 4 menit. Kurz
Gesagt merupakan istilah bahasa Jerman yang bisa diterjemahkan sebagai
'memperpendek cerita panjang'.
Video-grafis Kurz Gesagt memulai
kisah ISIS tahun 2013. Tahun itu, AS menginvasi Irak karena negara itu
dituduh terkait dengan kegiatan terorisme dan punya senjata pemusnah
massal. Ketika itu, Saddam Hussein adalah penguasa Irak. Saddam
merupakan bagian dari golongan minoritas Sunni (sekitar 20 persen dari
populasi) yang merepresi mayoritas Syiah (63 persen dari populasi.
AS menaklukkan Irak dengan cepat. Namun, AS tidak punya rencana untuk Irak.
Sejak
itu, kaum mayoritas Syiah mengambil alih kekuasaan dan pada gilirannya
merepresi golongan Sunni. Tentu saja kalangan Sunni tidak diam saja.
Pemberontakan kalangan Sunni mulai muncul. Kelompok teroris seperti Al
Qaeda masuk ke Irak dan kelompok-kelompok pemberontak lokal yang terdiri
dari kalangan minoritas Sunni mulai bertempur melawan tentara AS. Irak
pun jatuh dalam perang saudara berdarah tahun 2006. Sejak itu, warga
Irak terbelah berdasarkan agama, Sunni yang umumnya tinggal di utara dan
Syiah yang umumnya di selatan.
Jadi dalam sebuah ironi tragis
sejarah, invansi AS justru melahirkan kaum teroris yang pada awal hendak
disingkirkan AS. Kini, Irak malah menjadi lokasi sempurna pelatihan
terorisme.
Kurz Gesagt mengatakan, guna memahami konflik yang
rumit itu dengan lebih baik, orang perlu memahami hubungan di antara dua
aliran utama dalam Islam, yaitu Syiah dan Sunni. Sunni mencakup sekitar
80 persen dari total jumlah umat Muslim dunia dan Syiah sekitar 20
persen. Kelompok-kelompok garis keras di kedua aliran itu tidak saling
menyukai.
Arab Saudi dan Iran merupakan dua pemain penting dalam
Sunni dan Syiah. Kedua negara itu tidak punya pemisahan antara agama
dan negara, masalah dalam negeri dan uang yang banyak dari minyak. Kedua
negara menyokong kelompok-kelompok yang bertempur melawan kelompok lain
yang berbeda orientasi agama. Salah satu organisasi teror yang disokong
Saudi adalah Negara Islam Irak (ISI).
Tahun
2010 Arab Spring pecah dan mengubah situasi di Timur Tengah. Namun di
Suriah, diktator Bashar Al Assad yang berasal dari kalangan Syiah tidak
berpikir akan mundur dari jabatannya. Perang sudara pun terjadi. Tentara
Assad membunuh rakyat mereka sendiri. Semakin lama perang itu
berlangsung, semakin banyak kelompok-kelompok milisi asing bergabung
dalam peperangan itu. Kebanyakan dari mereka datang karena alasan agama.
Mereka bertujuan dapat mendirikan sebuah negara Islam di kawasan itu.
Salah
satu dari kelompok itu adalah ISI, yang sekarang menjadi Negara Islam
Irak dan Suriah (ISIS). Mereka sudah berperang di Irak selama beberapa
tahun dan punya beberapa ribu tentara yang terlatih baik dan fanatik.
Mereka telah menguasi Irak utara dan sangat berhasrat untuk mendirikan
negara berdasarkan agama yang mereka kelola sendiri. Kedatang mereka
mengubah perang di Suriah ke situasi yang tidak pernah diduga orang
sebelumnya. ISIS sangat brutal dan radikal sehingga kelompok itu segara
terlibat peperangan dengan hampir semua faksi lainnya dalam kalangan
pemberontak Suriah. Mereka menyerang dan membunuh anggota kelompok
teroris lainnya. Di wilayah yang dikuasai, mereka mendirikan negara
Islam dengan aturan yang sangat keras, bahkan jika dibandingkan dengan
Al Qaeda. Arab Saudi pun terkejut dan menarik dukungannya.
ISIS
telah dituduh bertanggung jawab atas banyak pembantaian warga sipil dan
jumlah tak terbilang pengeboman bunuh diri, penyanderaan wanita dan
anak-anak, serta eksekusi dan pemenggalan terhadap para tahanan.
ISIS
baru-baru ini memutuskan bahwa sudah saatnya menguasi wilayah yang
lebih luas di Irak. Sejak AS meninggalkan Irak, Perdana Menteri Nouri
Al Maliki dari kalangan Syiah telah memonopoli kekuasaan dan sedapat
mungkin mendiskriminasi golongan Sunni. Pemerintah Irak secara luas
dinilai korup, tidak becus, dan tentu saja dibenci oleh sebagian besar
warga negara itu.
Militer Irak punya 300.000 tentara yang
dibentuk dengan menghabiskan 25 miliar dollar AS uang pajak, tetapi
mereka tidak loyal kepada pemerintahnya dan telah mundur atau bubar.
Sejumlah kota di negara itu pun jatuh ke tangan ISIS yang telah
mengumumkan bahwa siapa saja yang menentang mereka akan dibunuh. ISIS
telah membuktikan bahwa mereka serius dengan ancaman tersebut.
Pada
24 Juni 2014, ISIS merebut sebagian wilayah Irak, termasuk kota Mosul,
kota terbesar kedua di negara itu. Mereka menguras ratus juta dana dari
bank-bank yang mereka kuasi. Menurut Kurz Gesagt, pengurasan dana bank
itu membuat mereka menjadi kelompok teroris terkaya di dunia.
ISIS
konsisten dengan niat untuk mendirikan sebuah negara agama. Menurut
Kurz Gesagt, Iran dan AS bahkan kini mempertibangkan untuk bekerja sama
guna melawan mereka.
http://internasional.kompas.com/read/2014/08/05/09525751/Bagaimana.ISIS.Terbentuk.?utm_source=WP&utm_medium=box&utm_campaign=Kpopwp
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Response to "Sejarah Terbentuknya ISIS"
Post a Comment