Balon Google Jangkau 100 Juta Penduduk Indonesia di Pelosok


Mulai tahun 2016, balon internet Google (Project Loon) bakal diuji implementasinya di Indonesia. Hal tersebut telah disepakati resmi oleh perusahaan induk Google, Alphabet, dengan tiga operator utama Indonesia (Telkomsel, Indosat, XL).
Target untuk beberapa tahun ke depan, Loon diharapkan mampu memberi akses jaringan internet berbasis 4G LTE untuk lebih dari 100 juta penduduk Indonesia yang hidup di wilayah-wilayah terpencil.
Dengan begitu, pemerataan akses untuk sektor pendidikan, budaya dan kesempatan ekonomi, dapat diwujudkan di seluruh wilayah Indonesia.
"Internet masih dinikmati segelintir orang, tapi kami akan terus meningkatkan penyebarannya. Jika semua berjalan lancar, jutaan penduduk Indonesia bisa mengembangkan ide, budaya dan bisnisnya secara online," begitu tertera pada blog Google sebagaimana dihimpun KompasTekno, Kamis (29/10/2015).
Diketahui, Indonesia memiliki lebih dari 17.000 pulau dan 250 juta penduduk. Namun, menurut Google, baru satu dari tiga penduduk dari jumlah itu yang bisa merasakan akses internet.
Alasannya, Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari hutan dan pegunungan. Wilayah dengan struktur yang sulit itu menyulitkan infrastruktur jaringan masuk.
Dalam hal ini, Loon bakal memungkinkan infrastruktur jaringan masuk secara efektif dan efisien ke daerah pelosok.

2016, Balon Google Resmi Masuk Indonesia


Google dan tiga operator utama Indonesia telah menyepakati uji coba teknis untuk Project Loon. Mulai 2016, balon-balon Google akan menghadirkan akses internet di area tertentu.

Dilaporkan jurnalis KompasTekno, Wicak Hidayat, peresmian kesepakatan antara Google dan Telkomsel, XL  Axiata serta Indosat dilakukan di Google X, Mountain View, Rabu (28/10/2015).

Hadir dalam acara tersebut adalah pendiri Google Sergey Brin, Dirut Telkomsel Ririek Adriansyah, Dirut XL Axiata Dian Siswarini dan Presiden Direktur Indosat Alexander Rusli, juga Mike Cassidy, Project Leader Project Loon di Google X.

Project Loon di Indonesia akan fokus pada menghadirkan akses internet di wilayah-wilayah yang selama ini belum terjangkau infrastruktur telekomunikasi.

"Sesekali, berada di luar jangkauan komunikasi adalah hal yang baik. Namun untuk mereka yang tak terjangkau telekomunikasi setiap harinya, hal ini menjadi kelemahan dan kesulitan," ujar Sergey Brin.

Kerja sama ini baru mencakup uji teknis dan belum sama sekali menyinggung aspek komersial. Belum diungkapkan tepatnya area mana yang akan dicakup oleh Loon di Indonesia.

Cassidy mengatakan, beberapa hal yang akan diuji termasuk komunikasi dari balon ke balon, flocking maupun komunikasi dari darat ke balon.

Brin mengatakan, teknologi di balik Google Loon sesungguhnya cocok untuk negara manapun. Namun terutama akan berguna bagi wilayah yang luas dan sulit dijangkau menara telekomunikasi biasa.

Ririek mengatakan, penerapan Loon di Indonesia akan dilakukan di wilayah yang memang selama ini belum tercakup jaringan operator. Oleh karena itu, penerapannya selama masa uji coba ini belum akan berpengaruh pada infrastruktur yang sudah ada, maupun rencana setahun ke depan.

Setiap balon di Project Loon akan terbang di ketinggian kurang lebih 20 kilometer dari permukaan laut. Masing-masing memiliki jangkauan radius 40 km, bandingkan dengan menara telekomunikasi yang hanya sekitar 5 km.

Ke depannya, Loon diharapkan bisa menjadi alternatif pengadaan infrastruktur secara terjangkau.

http://tekno.kompas.com/read/2015/10/29/12131187/Balon.Google.Jangkau.100.Juta.Penduduk.Indonesia.di.Pelosok

0 Response to "Balon Google Jangkau 100 Juta Penduduk Indonesia di Pelosok"

Post a Comment