Indonesia di Mata Cewek Swedia


Tak mudah ternyata berada di Indonesia bagi seorang Otilia, cewek asing dari Swedia. Tapi setelah sebulan hatinya mulai meleleh jatuh cinta.

Mulai dari kesan orang Indonesia yang begitu mudah menyapa orang asing yang belum dikenal, sampai pengalaman sangat menakutkan untuk menyeberang di zebra cross, karena pengemudi tak peduli.

Otilia Arfwidsson nama lengkapnya, staf bidang politik pada Kedutaan Besar Kerajaan Swedia di Jakarta.

Ia berbagi pengalamannya itu dalam laman Facebook Kedubes Swedia, seperti dikutip detikcom hari ini, Sabtu (17 Oktober 2015).

"Selamat pagi, Ibu! Apa kabar?" Salam itu ditujukan padaku setiap pagi saat aku berangkat kerja, sebagian besar dari mereka sepenuhnya tak kukenal.

Sebagai cewek Swedia yang kaku, datang dari budaya Swedia yang lebih hati-hati, salam dan pertanyaan dari sembarang orang di jalanan merupakan sedikit gegar budaya selama hari-hari pertama di sini. Di Indonesia, perilaku sosial ini sepenuhnya normal.

Selain orang-orang ramah, pengalaman positif lainnya yang telah aku peroleh adalah lingkungan nan indah di Pulau Weh, makanan jalanan nan lezat dan murah, seperti nasi goreng dan bakmi, komuter dengan ojek dan iklim yang hangat.

Sesuatu yang aku masih belum sepenuhnya terbiasa adalah lalu lintas kacau. Selama hari-hari pertama aku di sini, aku hampir tidak berani menyeberang jalan karena takut tertabrak mobil. Mereka tidak mau berhenti manakala aku menunggu di zebra cross, tempat penyeberangan pejalan kaki!

Kini, setelah satu bulan di sini, aku telah belajar bahwa semua yang perlu dilakukan adalah berjalan biasa sambil melambaikan tangan ke arah mobil untuk menyetop mereka.

Selama waktuku di sini, aku telah beranjak mencintai negeri yang tersusun atas ribuan pulau ini. Dan kini ketika aku ditanya oleh seseorang, "Apa kabar?" Aku akan menjawab "Baik sekali!"

Tulisan ringan Otilia mengenai Indonesia ini mendapat sambutan hangat dari masyarakat kedua bangsa, Swedia-Indonesia.

"Senang sekali Anda telah mengenal negara di mana aku mulai mencintainya pada 1984. Semoga Anda akan mencintainya sebanyak aku mencintainya," demikian antara lain komentar Juergen Nillson.

Sementara Deni Ahmad, dari namanya dapat diduga dia orang Indonesia, juga melalui pesan pendeknya ikut menanggapi.

"Menyenangkan berada di sini. Kami bangsa Indonesia menyambut siapa saja dari budaya yang berbeda-beda," tulis Deni.

http://news.detik.com/berita/3046295/indonesia-di-mata-cewek-swedia

0 Response to "Indonesia di Mata Cewek Swedia"

Post a Comment