Dunia
berada dalam genggaman digital. Manusia mengandalkan informasi dari
perangkat elektronik dan akses internet. Di Indonesia, pecandu internet
kian marak.
Terbukti, pengguna ponsel di Indonesia lebih besar daripada jumlah penduduknya.
Berdasarkan data US Cencus Bureau pada Januari 2014, Indonesia memiliki sekitar 251 juta penduduk. Jumlah itu kalah dibanding pengguna ponsel, yang berkisar di angka 281 juta.
Dengan kata lain, setiap penduduk Indonesia bisa memiliki lebih dari satu telepon genggam untuk mengakses dunia maya.
“Sebanyak 72 juta pengguna aktif internet, dan 62 juta punya akun Facebook yang aktif,” ujar Cahyana Ahamdjayadi, Co Founder Republik Internet, Jumat, 13 Juni 2014.
Secara global, berdasarkan data dan survei yang sama, Bumi mempunyai tujuh miliar jumlah penduduk. Sekitar 6,5 miliar jiwa memiliki ponsel.
Dari jumlah itu, sebanyak dua miliar pengguna aktif internet, dan 1,8 miliar aktif di media sosial.
Itu menunjukkan, kata Cahyana, dunia sedang menuju peradaban digital. Tidak hanya manusia yang berkomunikasi, perangkat elektronik juga berkomunikasi dengan manusia.
Kampanye hitam dan internet
Terbukti, pengguna ponsel di Indonesia lebih besar daripada jumlah penduduknya.
Berdasarkan data US Cencus Bureau pada Januari 2014, Indonesia memiliki sekitar 251 juta penduduk. Jumlah itu kalah dibanding pengguna ponsel, yang berkisar di angka 281 juta.
Dengan kata lain, setiap penduduk Indonesia bisa memiliki lebih dari satu telepon genggam untuk mengakses dunia maya.
“Sebanyak 72 juta pengguna aktif internet, dan 62 juta punya akun Facebook yang aktif,” ujar Cahyana Ahamdjayadi, Co Founder Republik Internet, Jumat, 13 Juni 2014.
Secara global, berdasarkan data dan survei yang sama, Bumi mempunyai tujuh miliar jumlah penduduk. Sekitar 6,5 miliar jiwa memiliki ponsel.
Dari jumlah itu, sebanyak dua miliar pengguna aktif internet, dan 1,8 miliar aktif di media sosial.
Itu menunjukkan, kata Cahyana, dunia sedang menuju peradaban digital. Tidak hanya manusia yang berkomunikasi, perangkat elektronik juga berkomunikasi dengan manusia.
Kampanye hitam dan internet
Menurut Cahyana, 10 tahun ke depan dunia akan menghadapi digital culture.
Di satu sisi, itu bisa menjadi sinyal bahaya. “Bahayanya, kalau ini
terus terjadi akan mengakibatkan karakteristik baru. Jangan heran, kalau
tak ada kontrol di dunia internet,” ungkapnya.
Cahyana mencontohkan, kampanye hitam yang saat ini marak menyerang calon presiden dan calon wakil presiden. Menurut dia, itu karena internet memungkinkan akun anonim.
Internet juga bisa menjadi ajang perang komentar di internet serta tempat berbagi informasi yang belum jelas asal usulnya. Cyber bullying pun mungkin terjadi melalui internet.
“Selain itu, ada istilah trolling, yaitu memulai topik yang memancing kemarahan orang lain, baik untuk iseng atau tujuan yang serius,” Cahyana melanjutkan. (art)
Cahyana mencontohkan, kampanye hitam yang saat ini marak menyerang calon presiden dan calon wakil presiden. Menurut dia, itu karena internet memungkinkan akun anonim.
Internet juga bisa menjadi ajang perang komentar di internet serta tempat berbagi informasi yang belum jelas asal usulnya. Cyber bullying pun mungkin terjadi melalui internet.
“Selain itu, ada istilah trolling, yaitu memulai topik yang memancing kemarahan orang lain, baik untuk iseng atau tujuan yang serius,” Cahyana melanjutkan. (art)
© VIVA.co.id
0 Response to "Jumlah Ponsel di Indonesia Lampaui Jumlah Penduduk"
Post a Comment