Ditemui di gedung Kedutaan AS di kawasan Jakarta Pusat dalam pertemuan media terbatas, termasuk dengan VIVA.co.id
pada Rabu, 21 Oktober 2015, Blake mengatakan tidak yakin dengan
pemberitaan itu. Sebab, berdasarkan informasi yang dia peroleh dan
pembicaraan dengan beberapa Menteri kunci di bidang perekonomian, justru
RI tidak ingin bergantung terlalu banyak dengan Tiongkok. Oleh sebab
itu, RI akan menjalin hubungan kerja sama dengan negara mana pun, baik
itu Jepang, AS, dan Korea Selatan.
"Kami mendengar dari komisi pemerintahan tinggi di Indonesia, bahwa
pemerintah menginginkan adanya kesimbangan antara investor dari
berbagai negara. Lagipula, AS tidak berniat untuk membuat Tiongkok
kesal, karena mereka mitra penting untuk kami," kata Blake.
Prinsip serupa, ujar Blake juga berlaku untuk kerja sama di bidang
militer. RI diyakini akan menjalin kerja sama yang erat secara militer
dengan negara-negara lain.
Kedekatan RI dengan Tiongkok sudah terlihat saat penyelenggaraan
Konferensi Asia Afrika (KAA) yang digelar pada bulan April lalu. Saat
itu, Presiden Tiongkok, Xi Jinping menghadiri langsung pembukaan KAA di
Jakarta dan napak tilas di Bandung.
Saat menggelar makan malam, warna baju batik Presiden Joko Widodo
dan Xi Jinping terlihat senada. Walaupun, Wakil Presiden Jusuf Kalla
ketika itu menepis anggapan warna batik senada menandakan kian
lengketnya Tiongkok dan Indonesia.
Prediksi itu kian menjadi kenyataan, ketika dalam proyek jalur
kereta cepat Jakarta-Bandung dimenangkan oleh Tiongkok. Walau proyek
kereta cepat sempat dibatalkan Jokowi, namun usai melihat proposal
Tiongkok, RI akhirnya setuju.
Menurut kantor berita Reuters, alasan RI setuju terhadap revisi
proposal Tiongkok, yakni di dalam proposal itu tertulis kesediaan
Tiongkok menyediakan pinjaman senilai US$5 miliar atau setara Rp73
triliun tanpa meminta jaminan dari Pemerintah Indonesia.
http://dunia.news.viva.co.id/news/read/689987-ri-makin-lengket-dengan-china--dubes-as--kami-tak-khawatir
0 Response to "RI Makin Lengket dengan China, Dubes AS: Kami Tak Khawatir"
Post a Comment