Anggota DPRD DKI Jakarta mengancam akan mencopot Gubernur DKI Jakarta
Joko Widodo. Mereka menilai Jokowi kurang bisa menuntaskan masalah
kekisruhan 16 rumah sakit terkait sistem pembayaran Kartu Jakarta Sehat.
"Kita
sudah menggulirkan hak interplasi. Lebih dari 30 anggota DPRD yang
tanda tangan. Kalau ini terus bergulir, ini bisa menjadi peristiwa
politik pertama di DKI, gubernur diturunkan," kata anggota Komisi E DPRD
DKI, Asraf Ali, saat rapat dengar pendapat di Gedung DPRD Jakarta,
Kamis (23/5/2013).
Asraf mengatakan, anggota DPRD dapat
menggunakan hak interplasi karena masalah KJS dan 16 rumah sakit yang
keberatan mengikuti program tersebut. Ia menilai Pemerintah Provinsi DKI
terlalu terburu-buru dalam memberlakukan KJS yang sistemnya belum
matang. Apalagi, sebenarnya peluncuran KJS tidak tertulis dalam anggaran
tahun 2012 saat KJS diluncurkan.
Kepala Dinas Kesehatan DKI
Jakarta Dien Emmawati mengatakan, sesuai waktu yang ditentukan
Kementerian Kesehatan, Dinkes DKI akan menyelesaikan masalah tarif
Indonesia Case Basic Group's (INA CBG's) yang diterapkan oleh PT Askes
(Persero) dalam tiga pekan ke depan. Penyesuaian tarif akan dipelajari
supaya tidak ada ketimpangan antara rumah sakit dalam menangani pasien
dengan penyakit yang sama.
"Ini tarif memang wewenang kita
(pemprov). Pemerintah daerah bisa mengubah angka sesuai dengan kemampuan
setiap daerahnya," katanya.
Dari 16 rumah sakit yang menyatakan
keberatan mengikuti program KJS, 14 di antaranya akhirnya memutuskan
untuk tetap mengikuti program tersebut. Mereka bersedia melayani kembali
pasien pemilik KJS. Dengan kembali bergabungnya 14 rumah sakit ini,
hanya dua rumah sakit yang secara resmi telah mundur dari pelaksanaan
program KJS.
sumber
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Response to "Gawat... Karena KJS, DPRD DKI Ancam Copot Jokowi"
Post a Comment