Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, meresmikan peluncuran pembangunan
proyek Mass Rapid Transit (MRT) di Bundaran Hotel Indonesia (HI), Kamis,
2 Mei 2013. Peresmian ini sebagai tanda dimulainya pembangunan
transportasi massal berbasis rel yang mampu mengangkut penumpang hingga
412 ribu per hari.
Di tengah kemacetan Jakarta, Kamis sore kemarin, Jokowi
mengumumkan pemenang tender pembangunan proyek MRT. Sebuah panggung
kecil dengan karpet merah disiapkan di samping air mancur HI.
Jokowi
yang mengenakan kemeja putih terlihat didampingi direktur MRT Dono
Boestami, Kepala Bapeda Sarwo Handayani, Kepala Dinas Perhubungan Udar
Pristono, dan sejumlah komisaris PT MRT dan Direktur Japan International
Cooperation Agency (JICA), Sasaki Atsumi.
Latar panggung tempat
acara digelar terlihat spanduk besar bertuliskan 'MRT Jakarta Dimulai.
Lebak Bulus - Bundaran HI (FASE 1)'. Sebagai seremonial dimulainya
proyek MRT, Jokowi memukul gong sebanyak lima. Dan kini, MRT bukan lagi sekedar mimpi.
"Atas Rahmat Allah, setelah menunggu 24 tahun, dengan ini pembangunan MRT resmi dimulai," katanya.
Orang
nomor satu Jakarta itu kemudian memperlihatkan desain stasiun MRT bawah
tanah. Tiga stasiun yang akan dibangun sepanjang jalur Bundaran Hotel
Indonesia hingga Al Azhar. Dan proyek ini diperkirakan akan rampung pada
2017, mundur satu tahun dari recana awal yang harusnya sudah bisa
dioperasikan pada 2016.
Menurut Jokowi,
semua permasalahan administrasi dan keuangan dalam proyek ini sudah
selesai. Tidak ada lagi penundaan. Dan mulai hari ini langsung dilakukan
percepatan meski ada perusahaan yang menyampaikan sanggahan terhadap
hasil tender MRT.
"Kalo bisa mulai besok kontraktor pemenang bisa mulai konstruksi. Argo sudah jalan," katanya.
Proyek
pembangunan tahap satu ini berjarak 5,9 km, dari total sepanjang 15,7
km. Tahap pertama ini akan dikerjakan dalam tiga paket. Paket satu dan
dua akan dikerjakan konsorsium gabungan perusahaan Jepang dan perusahaan
Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yaitu Shimizu Obayashi, Wijaya Karya
dan Jaya Construction Joint Venture. Sementara Sumitomo Mitsui
Construction Company (SMCC) dan Hutama Karya Joint Operation dipilih
untuk satu paket sisanya.
Bantuan dari Jepang Sudah Bisa Dicairkan
Direktur
JICA, Sasaki Atsumi, dalam kesempatan itu ikut memastikan pinjaman yang
disiapkan untuk pembangunan MRT sebesar 125 miliar Yen sudah bisa
dicairkan. Berbagai proses administrasi menurutnya sudah dipenuhi.
Sasaki
Atsumi berharap pembanguan MRT tahap satu berjalan lancar dan tepat
waktu. Setelah pengerjaan tahap satu selesai, kerja sama akan
dilanjutkan dengan program lainnya. Ia berharap bisa melakukan kerjasama
dibidang transportasi masal lainnya.
Direktur Utama PT MRT,
Dono Boestami menambahkan, para konsorsium pemenang tender saat ini
tinggal menandatangani kontrak. Seluruh renegosiasi sudah selesai dan
masalah administrasi tinggal kelengkapan saja.
Menurut Dono,
dengan penandatanganan kontrak nanti, para pemenang tender akan
mendapatkan uang muka sebagai tanda jadi dan dimulainya pembangunan
fisik.
Tiga paket tahap pertama ini yang akan dibangun senilai
Rp3,6 triliun. Semuanya untuk pembangunan jalur dan stasiun bawah tanah.
Nilai per paket sebesar Rp1 triliun lebih.
"Kontrak bisa
ditandatangani besok. Ini sesuai dengan habisnya masa sanggah. Dan
dengan ini mereka sudah tidak boleh mundur dari pembangunan," katanya.
Kendala-kendala Pembangunan MRT
Proyek
yang bertujuan untuk mengatasi kemacetan dan memudahkan mobilitas
penduduk Jakarta, harusnya sudah dimulai pada akhir 2012 lalu. Karena
masalah administrasi dan birokrasi yang berbelit-belit, membuat
pengumuman pemenang tender untuk proyek ini ikut tertunda. Demikian juga
untuk pencairan dana hibah dari Pemerintah Jepang.
Jokowi
sebelumnya juga menolak memenuhi permintaan Kementerian Keuangan untuk
menandatangani surat kesediaan bertanggungjawab mutlak. Namun
belakangan, pemerintah pusat mengalah dan membiarkan surat itu
ditandangani pejabat lain yang diberi kuasa oleh gubernur.
Mass
Rapid Transit Jakarta dibiayai pemerintah melalui pinjaman luar negeri
pemerintah ke pemerintah dari Japan International Cooperation Agency
(JICA). Pembangunannya sudah mulai direncanakan sejak tahun 2002 saat
Sutiyoso menjadi Gubernur DKI Jakarta. Biaya, konsep dan desain proyek
sudah dirancang.
Meski kendala administrasi sudah diselesaikan,
proyek MRT ini bukan tanpa kendala. Sebagai tahan awal pembangunan, PT
MRT diwajibkan melakukan pelebaran jalan dan membuat strategi manajemen
lalu lintas yang baik.
Ini dilakukan agar kemacetan parah dapat
diatasi. Karena pada pengerjaan tahap I ini, lalu lintas di kawasan
Lebak Bulus hingga Bunderan Hotel Indonesia (HI) dipastikan mengalami
kemacetan.
Kementerian Perhubungan sudah mempunyai road map
untuk pembangunan transportasi massal sejak 1980. Bila tahun itu
kendalanya ada di pendanaan, namun untuk saat ini lebih banyak kendala
teknis.
Karena itu, hal teknis penting diselesaikan, karena pada
pengerjaan gorong-gorong di sepanjang Jalan Sudirman saja, lalu lintas
Jakarta sudah semrawut. Karena itu, rekayasa lalu lintas sangat
diperlukan untuk menyesuaikan dengan pola operasional bus Transjakarta
yang nantinya akan bersinggungan dengan operasi MRT Jakarta.
Belum
lagi hambatan jaringan utilitas dan penurunan permukaan tanah di bawah
jalan di sepanjang kawasan Lebak Bulus hingga Bundaran Hotel Indonesia.
Hambatan jaringan utilitas bawa tanah itu adalah pemindahan kabel optik
telekomunikasi, pipa air bersih milik Palyja, pipa air limbah milik
perusahaan daerah pengolahan air limbah (PD PAL) DKI dan listrik.
Karena
itu, prediksi titik kemacetan akibat pembangunan MRT Jakarta selama
dalam tahap konstruksi maupun setelahnya, perlu diantisipasi seperti
pembukaan jalur alternatif.
Saat ini Dinas Pekerjaan Umum DKI
Jakarta sedang melakukan pelebaran jalan sebanjang 1,7 km dari TB
Simatupang-Cipete. Pelebaran jalan sebesar 1,5-2,5 meter di sisi Jalan
Fatmawati yang diharapkan dapat meminimalisasi dampak pembangunan MRT
Jakarta.
Pelebaran jalan tersebut dilakukan selain untuk
peningkatan pelayanan lalu lintas, bisa juga dijadikan sebagai area
pejalan kaki setelah MRT beroperasi nanti.
Apa itu MRT?
Sistem
MRT (Mass Rapid Transit) ini diproyeksikan untuk mengangkut penumpang
dalam jumlah besar secara cepat dari daerah pinggir kota ke dalam kota
dan mengantarkannya kembali ke daerah penyangga (sub urban). Jenis yang
akan dibangun oleh PT MRT Jakarta adalah MRT berbasis rel jenis Heavy Rail Transit.
Jika
dilihat dari bentuk fisiknya, ada tiga macam sistem MRT. Dua yang
pertama adalah BRT (Bus Rapid Transit) atau LRT (Light Rail Transit).
Termasuk dalam LRT adalah kereta api rel listrik yang dioperasikan
menggunakan gerbong pendek, seperti monorel. Yang ketiga adalah Heavy
Rail Transit itu yang memiliki kapasitas besar seperti kereta api
Jabodetabek.
Dengan dioperasikannya sistem MRT ini, diharapkan
warga beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi massal. MRT Jakarta
direncanakan bakal meningkatkan kapasitas transportasi publik secara
signifikan. Kapasitas angkut MRT Lebak Bulus ke Bundaran HI diharapkan
mencapai sekitar 412 ribu penumpang per hari.
Selain itu,
dipastikan terjadi penurunan waktu tempuh. Dari Lebak Bulus sampai
Bundaran HI yang tadinya bisa memakan waktu 1-2 jam pada waktu sibuk,
nanti dapat dilintasi hanya 30 menit. Sedangkan dari Lebak Bulus sampai
Kampung Bandan, sekitar 52,5 menit saja. Rencananya masing-masing
stasiun yang dibangun akan berintegrasi dengan moda angkutan umum
lainnya.
MRT merupakan transportasi massal berbasis rel yang
membentang sekitar 110,8 kilometer. MRT ini terdiri dari koridor
selatan-utara (Lebak Bulus-Kampung Bandan) sepanjang 23,8 kilometer dan
koridor timur-barat sepanjang 87 kilometer.
Untuk diketahui MRT
tahap I rute Lebakbulus - Bundaran HI terbentang sepanjang 15,5
kilometer dilengkapi 14 stasiun, meliputi 8 stasiun layang dan 6 stasiun
bawah tanah, serta satu depo yang terletak di Lebakbulus, Jakarta
Selatan.
Delapan stasiun layang menyebar di Lebakbulus,
Fatmawati, Jalan Cipete Raya, Jalan Haji Nawi, Blok A, Blok M, dan
Sisingamangaraja. Sedangkan 6 stasiun bawah tanah terletak di sepanjang
Istora Senayan, Bendungan Hilir, Setia Budi, Dukuh Atas dan Bundaran HI.
http://fokus.news.viva.co.id/news/read/409940-proyek-dimulai--mrt-jakarta-bukan-sekedar-mimpi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Response to "Proyek Dimulai, MRT Jakarta Bukan Sekedar Mimpi"
Post a Comment