Berbekal popularitas dan koneksi, para model ini dengan mudahnya mendapatkan tawaran untuk bergabung dengan partai politik tertentu.
Pengalaman menjadi orang terkenal seakan menjadi jaminan masyarakat akan memilih mereka sebagai wakil rakyat, yang tentu saja berkontribusi terhadap popularitas dan kemenangan partai.
Sukses menduduki kursi sebagai wakil rakyat, akankah para model dan artis ini berhasil mempertahankan posisinya dalam pemilu tahun ini?
Berikut lima model dan artis yang sukses duduk di kursi parlemen:
1. Okky Asokawati
Anak kelima dari enam bersaudara pasangan Ajun
Komisaris Besar Polisi A. Tanuamijaya dan Soetarjiah ini mulai dikenal
publik sejak namanya disebut sebagai Putri bergaun malam terbaik versi
Majalah Gadis pada tahun 1978.
Namanya kian melambung ketika perancang busana terkenal sekelas Iwan Tirta menjadikan Okky sebagai model dalam peragaan busananya. Dia makin dikenal publik saat dirinya kerap menghiasi sampul majalah remaja dan wanita.
Perempuan kelahiran Jakarta, 6 Maret 1961 ini dinilai memiliki nilai lebih dalam dunia pers. Pernah menjabat sebagai redaktur pelaksana majalah Sarinah (1992-1994) dan Matra (1990-1994). Aktivitas yang berkecimpung dalam dunia pers ini membuat Okky lantas menerbitkan sebuah buku pada tahun 2005 yang bertajuk "Jangan Menoleh ke Belakang".
Dunia modelling, iklan, seni peran, presenter, dan menjadi penulis buku rupanya tak membuat Okky puas dan berbangga diri. Dirinya ingin terjun ke dunia politik. Pada tahun 2009, Okky mencalonkan diri sebagai anggota DPR-RI dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan.
Pada bulan Oktober 2009, Okky terpilih menjadi anggota Komisi IX dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan. Okky mengaku kiprahnya di dunia politik dinilai terlambat. Menurutnya, seharusnya wanita mulai mengenal politik sejak dini.
Kini, Okky tak hanya aktif sebagai anggota Komisi IX bidang kesehatan dan ketenagakerjaan, ibu dari Taniva dan Queentadira ini juga kerap menerima undangan sebagai narasumber dalam seminar-seminar serta menjadi juri pada beberapa perlombaan modelling.
Namanya kian melambung ketika perancang busana terkenal sekelas Iwan Tirta menjadikan Okky sebagai model dalam peragaan busananya. Dia makin dikenal publik saat dirinya kerap menghiasi sampul majalah remaja dan wanita.
Perempuan kelahiran Jakarta, 6 Maret 1961 ini dinilai memiliki nilai lebih dalam dunia pers. Pernah menjabat sebagai redaktur pelaksana majalah Sarinah (1992-1994) dan Matra (1990-1994). Aktivitas yang berkecimpung dalam dunia pers ini membuat Okky lantas menerbitkan sebuah buku pada tahun 2005 yang bertajuk "Jangan Menoleh ke Belakang".
Dunia modelling, iklan, seni peran, presenter, dan menjadi penulis buku rupanya tak membuat Okky puas dan berbangga diri. Dirinya ingin terjun ke dunia politik. Pada tahun 2009, Okky mencalonkan diri sebagai anggota DPR-RI dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan.
Pada bulan Oktober 2009, Okky terpilih menjadi anggota Komisi IX dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan. Okky mengaku kiprahnya di dunia politik dinilai terlambat. Menurutnya, seharusnya wanita mulai mengenal politik sejak dini.
Kini, Okky tak hanya aktif sebagai anggota Komisi IX bidang kesehatan dan ketenagakerjaan, ibu dari Taniva dan Queentadira ini juga kerap menerima undangan sebagai narasumber dalam seminar-seminar serta menjadi juri pada beberapa perlombaan modelling.
2. Nurul Qomaril Arifin
Artis kelahiran Bandung, 18 Juli 1966 ini
melihat belum banyak perempuan yang terwakili di parlemen. Hal ini
menurutnya menjadi dasar kebijakan-kebijakan yang dihasilkan oleh
parlemen hanya sedikit yang mengakomodasi kepentingan perempuan. Di
antara yang sedikit itu, lebih sedikit lagi jumlah kebijakan yang
menguntungkan kaum perempuan.
Nurul memaparkan, data statistik bahwa jumlah perempuan adalah 51 persen tidak tercermin dalam komposisi jenis kelamin di parlemen. Apalagi dibandingkan dengan data statistik pemilu yang menunjukkan bahwa 57 persen dari pemilih adalah kaum perempuan.
Nurul bersikukuh bahwa di tingkat pengambilan keputusan, perempuan perlu mendapat akses dan fasilitas yang memadai, agar menghasilkan sesuatu yang mempermudah perempuan menjalankan tugasnya sebagai "pendidik" dengan sebaik-baiknya.
"Dengan masuknya saya ke dunia politik, semoga bisa dilihat sebagai suatu bentuk pengabdian untuk negara dan bangsa. Karena saya masuk dengan satu idealisme untuk memperjuangkan hak-hak perempuan, terutama pendidikan dan kesehatan untuk perempuan dan anak-anak, serta penghapusan kekerasan terhadap perempuan," kata Nurul dalam situs resminya.
Sejak diluncurkan database CETRO (Center for Electoral Reform), sebuah lembaga pengkajian masalah politik dan pemilu, 21 April 2003, yang memilih Nurul sebagai salah satu perempuan yang dianggap berpotensi menjadi calon Legislatif, banyak partai politik yang menawarinya untuk bergabung. Salah satunya adalah Golkar. Niat Nurul berpolitik pun akhirnya berlabuh di partai berlambang pohon beringin ini dan menjadi anggota Komisi II DPR RI.
Nurul memaparkan, data statistik bahwa jumlah perempuan adalah 51 persen tidak tercermin dalam komposisi jenis kelamin di parlemen. Apalagi dibandingkan dengan data statistik pemilu yang menunjukkan bahwa 57 persen dari pemilih adalah kaum perempuan.
Nurul bersikukuh bahwa di tingkat pengambilan keputusan, perempuan perlu mendapat akses dan fasilitas yang memadai, agar menghasilkan sesuatu yang mempermudah perempuan menjalankan tugasnya sebagai "pendidik" dengan sebaik-baiknya.
"Dengan masuknya saya ke dunia politik, semoga bisa dilihat sebagai suatu bentuk pengabdian untuk negara dan bangsa. Karena saya masuk dengan satu idealisme untuk memperjuangkan hak-hak perempuan, terutama pendidikan dan kesehatan untuk perempuan dan anak-anak, serta penghapusan kekerasan terhadap perempuan," kata Nurul dalam situs resminya.
Sejak diluncurkan database CETRO (Center for Electoral Reform), sebuah lembaga pengkajian masalah politik dan pemilu, 21 April 2003, yang memilih Nurul sebagai salah satu perempuan yang dianggap berpotensi menjadi calon Legislatif, banyak partai politik yang menawarinya untuk bergabung. Salah satunya adalah Golkar. Niat Nurul berpolitik pun akhirnya berlabuh di partai berlambang pohon beringin ini dan menjadi anggota Komisi II DPR RI.
3. Venna Melinda
Mantan Putri Indonesia yang lahir di Surabaya,
Jawa Timur pada tanggal 20 Juli 1972 ini merupakan seorang model dan
artis yang sekarang menjadi seorang politikus. Venna mengawali karir di
ranah entertainment dengan menjadi salah satu pemeran dalam film Catatan
Si Boy II.
Karier Venna berlanjut dengan mengikuti ajang pemilihan abang None Jakarta pada tahun 1993 dan menjadi Putri Indonesia pada tahun 1994. Setelah menjadi Putri Indonesia tahun 1994, karier Venna terus menanjak di dunia akting dengan membintangi beberapa sinetron.
Tak cukup merambah dunia sinetron, Venna pun meluncurkan buku yang berjudul Venna Melinda's Guide To Good Living. Buku ini mengisahkan keputusannya untuk mengambil langkah kehidupan yang seperti dijalaninya saat ini.
Di tahun 2009 Venna merambah dunia politik dan berhasil menjadi anggota DPR RI dari fraksi partai Demokrat. Karir politik Venna makin mantap di awal 2010 saat dia dicalonkan menjadi bakal calon Bupati Blitar diusung oleh partai Demokrat dengan dukungan PKS, Golkar, dan PKB.
4. Rieke Diah Pitaloka
Artis kelahiran Garut, Jawa Barat, 8 Januari 1974 ini mengawali karirnya sebagai aktris sinetron. Dari sekian banyak sinetron yang pernah dibintanginya, sitkom Bajaj Bajurilah yang paling mengorbitkan namanya.
Di sinetron bersutradara Aris Nugraha itu, Rieke berperan sebagai Oneng, istri Bajuri, yang berkarakter polos bahkan terkesan blo'on. Peran yang kerap mengundang tawa itu akhirnya berhasil memancing kekaguman pemirsa atas aktingnya. Penghargaan dari Forum Film Bandung 2003 sebagai Aktris Wanita Terpuji pun berhasil disabet Rieke. Selain sinetron, Rieke juga berkecimpung di dunia teater.
Setelah dunia seni peran, jebolan Sastra Belanda Universitas Indonesia ini mulai merambah dunia politik. Rieke mengaku, selama aktif dalam bidang politik, dirinya sering mengalami hal-hal yang tidak menyenangkan lantaran terlalu vokal menyuarakan aspirasi rakyat. Ancaman pun kerap di dapatkan dari oknum-oknum yang berseberangan pemikiran dengannya. Tapi hal itu tidak pernah menyurutkan semangatnya untuk terus menyuarakan aspirasi rakyat.
Keseriusan dan komitmennya dibuktikan dengan berbagai jabatan yang pernah diamanatkan padanya. Rieke pernah menjabat sebagai wakil sekretaris jenderal DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) pimpinan Muhaimin Iskandar.
Rieke mengundurkan diri dari partai berbasis massa Islam tersebut untuk kemudian bergabung ke Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) pimpinan Megawati Soekarnoputri.
Partai berlogo banteng itu kemudian mendukung pencalonannya sebagai caleg pada Pileg tahun 2009. Berbekal popularitasnya sebagai selebriti, Rieke yang mewakili Daerah Pemilihan Jawa Barat II dan berhasil melenggang ke Senayan sebagai anggota DPR periode 2009-2014.
Di tengah puncak karirnya, Rieke tetap berusaha menimba ilmu. Setelah berhasil meraih gelar sarjana di bidang filsafat dan sastra, perempuan yang kerap disapa Keke ini meneruskan studinya ke jenjang S-2 jurusan Filsafat Universitas Indonesia (UI).
Tahun 2013, Rieke dan Teten Masduki mencalonkan diri sebagai Calon Gubernur atau Wakil Gubernur Jawa Barat dalam pilkada Jabar.
Alumnus Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (IISIP) Jakarta ini dalam Pemilu 2009 berhasil menduduki jabatan anggota DPR komisi VII dari fraksi partai?
Demokrat.
Di parlemen, Inggrid fokus pada masalah trafficking di Indonesia. Inggrid menyarankan harus ada upaya- upaya preventif agar trafficking tidak terjadi lagi.?Pertama, seluruh komponen masyarakat harus bersama- sama mencegah trafficking. Kedua, harus hati- hati jika diiming- imingi pekerjaan dengan gaji sangat besar padahal pendidikannya rendah. Ketiga, tingkatan terendah seperti RT/ RW harus pro- aktif jemput bola untuk mencegah terjadinya trafficking.
Tahun 2013 lalu Inggrid mencalonkan diri sebagai walikota Suakbumi 2013 dengan motivasi ingin mensejahterakan masyarakat Sukabumi yang telah membuatnya duduk sebagai anggota DPR saat ini.
http://www.merdeka.com/peristiwa/5-wakil-rakyat-ini-dulunya-model-seksi/inggrid-maria-palupi-kansil.html
Karier Venna berlanjut dengan mengikuti ajang pemilihan abang None Jakarta pada tahun 1993 dan menjadi Putri Indonesia pada tahun 1994. Setelah menjadi Putri Indonesia tahun 1994, karier Venna terus menanjak di dunia akting dengan membintangi beberapa sinetron.
Tak cukup merambah dunia sinetron, Venna pun meluncurkan buku yang berjudul Venna Melinda's Guide To Good Living. Buku ini mengisahkan keputusannya untuk mengambil langkah kehidupan yang seperti dijalaninya saat ini.
Di tahun 2009 Venna merambah dunia politik dan berhasil menjadi anggota DPR RI dari fraksi partai Demokrat. Karir politik Venna makin mantap di awal 2010 saat dia dicalonkan menjadi bakal calon Bupati Blitar diusung oleh partai Demokrat dengan dukungan PKS, Golkar, dan PKB.
4. Rieke Diah Pitaloka
Artis kelahiran Garut, Jawa Barat, 8 Januari 1974 ini mengawali karirnya sebagai aktris sinetron. Dari sekian banyak sinetron yang pernah dibintanginya, sitkom Bajaj Bajurilah yang paling mengorbitkan namanya.
Di sinetron bersutradara Aris Nugraha itu, Rieke berperan sebagai Oneng, istri Bajuri, yang berkarakter polos bahkan terkesan blo'on. Peran yang kerap mengundang tawa itu akhirnya berhasil memancing kekaguman pemirsa atas aktingnya. Penghargaan dari Forum Film Bandung 2003 sebagai Aktris Wanita Terpuji pun berhasil disabet Rieke. Selain sinetron, Rieke juga berkecimpung di dunia teater.
Setelah dunia seni peran, jebolan Sastra Belanda Universitas Indonesia ini mulai merambah dunia politik. Rieke mengaku, selama aktif dalam bidang politik, dirinya sering mengalami hal-hal yang tidak menyenangkan lantaran terlalu vokal menyuarakan aspirasi rakyat. Ancaman pun kerap di dapatkan dari oknum-oknum yang berseberangan pemikiran dengannya. Tapi hal itu tidak pernah menyurutkan semangatnya untuk terus menyuarakan aspirasi rakyat.
Keseriusan dan komitmennya dibuktikan dengan berbagai jabatan yang pernah diamanatkan padanya. Rieke pernah menjabat sebagai wakil sekretaris jenderal DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) pimpinan Muhaimin Iskandar.
Rieke mengundurkan diri dari partai berbasis massa Islam tersebut untuk kemudian bergabung ke Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) pimpinan Megawati Soekarnoputri.
Partai berlogo banteng itu kemudian mendukung pencalonannya sebagai caleg pada Pileg tahun 2009. Berbekal popularitasnya sebagai selebriti, Rieke yang mewakili Daerah Pemilihan Jawa Barat II dan berhasil melenggang ke Senayan sebagai anggota DPR periode 2009-2014.
Di tengah puncak karirnya, Rieke tetap berusaha menimba ilmu. Setelah berhasil meraih gelar sarjana di bidang filsafat dan sastra, perempuan yang kerap disapa Keke ini meneruskan studinya ke jenjang S-2 jurusan Filsafat Universitas Indonesia (UI).
Tahun 2013, Rieke dan Teten Masduki mencalonkan diri sebagai Calon Gubernur atau Wakil Gubernur Jawa Barat dalam pilkada Jabar.
5. Inggrid Maria Palupi Kansil
Wanita kelahiran Cianjur, Jawa Barat, 9 November 1976 ini merupakan istri Menteri Koperasi dan UKM Syarifuddin Hasan. Inggrid mengawali karir sebagai bintang iklan sebelum kemudian membintangi sinetron.Alumnus Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (IISIP) Jakarta ini dalam Pemilu 2009 berhasil menduduki jabatan anggota DPR komisi VII dari fraksi partai?
Demokrat.
Di parlemen, Inggrid fokus pada masalah trafficking di Indonesia. Inggrid menyarankan harus ada upaya- upaya preventif agar trafficking tidak terjadi lagi.?Pertama, seluruh komponen masyarakat harus bersama- sama mencegah trafficking. Kedua, harus hati- hati jika diiming- imingi pekerjaan dengan gaji sangat besar padahal pendidikannya rendah. Ketiga, tingkatan terendah seperti RT/ RW harus pro- aktif jemput bola untuk mencegah terjadinya trafficking.
Tahun 2013 lalu Inggrid mencalonkan diri sebagai walikota Suakbumi 2013 dengan motivasi ingin mensejahterakan masyarakat Sukabumi yang telah membuatnya duduk sebagai anggota DPR saat ini.
http://www.merdeka.com/peristiwa/5-wakil-rakyat-ini-dulunya-model-seksi/inggrid-maria-palupi-kansil.html
0 Response to "5 Wakil Rakyat Kita yang dulunya Berpenampilan Seksi"
Post a Comment