MERS memang rentan menyebar di Indonesia mengingat
sekitar 5.000 orang Indonesia pergi umrah ke Arab Saudi setiap hari.
Jumlah itu diperkirakan naik signifikan pada musim libur sekolah dan
Ramadhan.
MERS (Middle East respiratory syndrome) disebabkan oleh virus yang disebut korona virus, yang masih satu kelompok dengan virus SARS.
Gejala
penyakit ini mirip dengan flu, yakni demam, batuk, dan sesak napas.
Namun, virus ini akan menyerang hebat jika menginfeksi saluran
pernapasan.
Meski penularan virus korona terjadi antarmanusia,
menurut Health Protection Agency, penularannya sangat terbatas. Jika
penularannya mudah, tentu jumlah kasusnya akan lebih besar lagi.
"Jika
si A terinfeksi, ia bisa menularkan MERS kepada si B, tetapi si B tidak
bisa dengan mudah menularkannya ke orang lain, misalnya ke C. Ini
disebut juga dengan penularan tertiary," kata Dr Michael Osterholm dari Pusat Penelitian Penyakit Menular Universitas Minnesota.
Penularan
bisa terjadi pada orang-orang yang berada dalam kontak dekat. Misalnya
saja dari pasien ke petugas kesehatan. Inkubasi penyakit ini berlangsung
kira-kira 7 hari.
Walaupun demikian, petugas kesehatan yang
menangani pasien MERS harus mendapatkan perlindungan yang maksimal.
Pasien harus berada di ruang isolasi dan seluruh petugas kesehatan wajib
menggunakan pakaian khusus.
Menurut WHO, virus korona termasuk
rapuh karena ia hanya bisa bertahan di luar tubuh selama 24 jam. Virus
ini juga gampang dibunuh dengan sabun antibakteri.
Oleh karena
itu, selalu cuci tangan dengan sabun saat berada di ruang terbuka dan
gunakan masker untuk menghindari percikan ludah.
Indonesia termasuk negara yang paling rentan
terjangkit Sindrom Pernapasan Timur Tengah (MERS). Penyakit yang pertama
kali ditemukan di Arab Saudi pada tahun 2012 ini sejauh ini sudah
menginfeksi 495 orang di 12 negara dan lebih dari 100 orang meninggal
dunia.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Response to "Apakah Penyakit MERS Itu?"
Post a Comment