Setelah Raeni dari Universitas Negeri Semarang (Unnes),
kini ada satu mahasiswi asal Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam (MIPA) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo yang berprestasi, Angga
Dwituti Lestari.
IPK Angga Dwi Tuti Lestari bahkan mampu mengalahkan IPK yang diperoleh Raeni yang sebesar 3,96.
Perempuan kelahiran Sleman 21 Februari 1992 ini lulus dengan IPK 3,98.
Yang lebih mencengangkan, Eng -demikian dia biasa dipanggil- merupakan
putri dari seorang petani.
Raut wajah gembira terlihat saat Okezone menghampiri
anak kedua dari dua bersaudara pasangan Supriyanto dan Sugiyanti yang
tinggal di Cibuk Lor I, Margoluwih, Seyegan, Sleman, Yogyakarta ini di
ruang Humas Universitas Sebelas Maret, Solo, Jawa Tengah, Selasa
(17/6/2014).
Kegembiraan tersebut dikarenakan Eng mampu
mewujudkan impian orangtuanya untuk bisa melanjutkan sekolah ke jenjang
pendidikan yang lebih tinggi. Eng merupakan mahasiswi Fakultas MIPA. Eng
merupakan mahasiswi program studi Biologi Fakultas MIPA UNS angkatan
2010 yang diterima, dan mendapatkan beasiswa bidikmisi.
"Ayah
saya seorang petani. Ibu saya lulus SD saja tidak. Terus terang pada
mulanya saya bingung kalau mau melanjutkan sekolah uang dari mana.
Untungnya saya dapat bidikmisi," papar Eng mengawali ceritanya kepada Okezone, di Kampus UNS Solo, Jawa Tengah.
Meskipun
Eng mendapatkan bidikmisi, dirinya mengaku tak bisa hanya berdiam diri
saja. Untuk menghidupi biaya sehari-hari selama berkuliah di Kota Solo,
pada awal semester, Eng bekerja sebagai guru les. Namun pekerjaan
tersebut hanya dia lakukan pada semester awal saja, sebab beasiswa
bidikmisi yang didapatkannya sudah cukup membantu.
Eng pun
akhirnya memutuskan untuk merintis usaha kecil-kecilan. Begitu dia
mendapat beasiswa Bidikmisi, beasiswa tersebut dia gunakan untuk
merintis usaha jus organik. Pelan namun pasti, usaha jus organik yang
dirintis di kampung halamannya, yaitu di Yogya berjalan cukup sukses.
"Setiap
bulan saya menabung Rp100 ribu. Setelah terkumpul Rp1 juta saya gunakan
untuk buka usaha itu. Bahkan saya mampu menyewa tempat kecil-kecilan di
depan SMP 1 Godean," ujar perempuan lulusan SMA 1 yogyakarta ini.
Meskipun
kepadatan kuliah, ditambah usaha jus organik yang dijalaninya, tak
mengganggu waktunya untuk berkuliah. Selama kuliah di UNS, Eng selalu
mendapatkan IPK 4,0 di setiap semesternya. Hingga akhirnya, Eng
mendapatkan kepercayaan penuh mewakili Indonesia dalam pertemuan World
Student Environment Summit yang diikuti 34 negara di Jerman pada 2013
lalu.
Sebenarnya Eng sudah di wisuda pada Februari lalu. Namun
karena dirinya mengalami kecelakaan sepeda motor saat bersama
saudaranya, maka Eng memutuskan menunda wisudanya. Baru pada Maret, Eng
resmi diwisuda.
"Untungnya waktu kecelakaan itu saya tidak
apa-apa. Hanya saudara saya yang luka. Karena itulah saya menunda wisuda
saya. Tidak enak lihat saudara sakit, masak saya nekat untuk wisuda,"
paparnya.
http://kampus.okezone.com/read/2014/06/17/373/1000251/kalahkan-raeni-anak-petani-lulus-dengan-ipk-tertinggi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Response to "Kalahkan Raeni, Anak Petani Lulus dengan IPK Tertinggi"
Post a Comment