Sebelumnya….
Rabu, 30 Oktober 2013 Indonesia digemparkan dengan laporan terkait ditemukannya fasilitas penyadapan yang ditemukan di Kedubes Australia di Indonesia, pemerintah dituntut besikap tegas atas peristiwa ini.
Belum reda isu tersebut Senin, 18 November 2013 The Guardian sebuah majalah terbitan Inggris menyebutkan SBY bersama 9 jajaran petinggi negara. Termasuk Wakil Presiden Boediono dan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla juga menjadi target penyadapan pada 2009. Hal itu sontak membuat Indonesia marah, rakyat Indonesia melakukan demo di depan Kedubes Australia di Jakarta, mereka minta Duta Besar Australia untuk Indonesia diusir dari tanah air.
Senin, 18 November 2013 Indonesia menarik Duta Besar untuk Australia kembali ke Indonesia, bukan cuma itu. Indonesia juga memutuskan pelbagai kerjasama yang telah dijalinnya dengan Australia seperti latihan gabungan TNI, Indonesia menarik lima pesawat tempur F-16 dua pesawat Hercules dan 60 personel TNI AU dari Australia. Kopassus juga men stop latihan bersama tentara Australia di Lembang dan langsung memulangkan tentara Australia kembali ke negaranya. Hal tersebut dilakukan atas bentuk protes dari Indonesia dan sambil menunggu penjelasan dari pihak Asutralia terkait penyadapan yang dilakukannya. Serta menuntut agar Australia meminta maaf atas kelakuannya ini.
Rabu, 20 November 2013 ketua DRP Priyo Santoso curhat kepada Rusia terkait penyadapan. “Saya beri tahu (kepada wakil ketua parlemen Rusia) yang mulia wakil ketua parlemen Rusia, seminggu ini rakyat kami satu bahasa, satu rasa gusa, kecewa, marah dengan tindakan ilegal sebagai negara bersahabat terhadap perlakuan negara Australia juga Amerika yang tega menyadap presiden kami menyadap ibu negara dan beberapa tokoh lain.”
Entah itu benar benar curhat atau sebagai bentuk dalam mencari dukungan jika terjadi perang dengan Australia.
Keadaan semakin memburuk ketika seorang politisi Australia dari Partai Leberal menyebut wajah Marty Natalegawa seperti bintang porno Filiphina era 70-an. Rakyat semakin tak terima atas perlakuan Australia yang menganggap rendah Indonesia sekaligus melecehkan harga diri bangsa Indonesia, rakyat Indonesia mendesak agar presiden melakukan sesuatu yang membuat Australia menyesal dan meminta maaf kepada bangsa Indonesia meskipun harus berperang. “Indonesia harus membuat mereka menyesali perbuatannya itu, mereka telah memata matai bapak dan ibu presiden kami, mereka telah menghina menteri luar negeri kami, mereka telah menganggap rendah Indonesia dan mereka juga telah melecehkan harga diri bangsa Indonesia. Kami rakyat Indonesia meminta tolong kepada bapak presiden untuk membuat mereka menyesal dan menarik kembali kata-kata mereka, dan meskipun harus perang kami siap.”
Lalu setelah penempatan armada lautnya di laut selatan Indonesia, apa perintah SBY selanjutnya?
Lewat rapat bersama komisi l DPR, menteri pertahanan, menteri keuangan, dan para jenderal. SBY memerintahkan agar segera mengakuisisi sejumlah peralatan perang yang ditawarkan oleh pihak Rusia seperti rudal pertahanan udara S-300 dan 10 kapal selam kelas Kilo. Bukan Cuma itu saja hasil dari rapat juga membuat alutsista Indonesia bertambah, yaitu dengan pembelian 57 helikopter serang Kamov KA 52, 83 pesawat tempur Sukhoi SU-35 Flanker E, 43 pesawat tempur T 50, 60 armored personal carrier(APC) buatan Pindad Anoa 4×4, 92 tank amphibi sekaligus bisa sebagai kendaraan angkut personel BMP 3, tambahan 362 tank tempur utama (MBT) Leopard RI, 98 tank tempur ringan Marder, 50 kapal cepat rudal(KCR) kelas Clurit buatan PT. PAL, 83 kapal cepat rudal(KCR) trimaran buatan PT. Lundin, 30 kapal perusak ‘KDX III/Sejong the great class’ buatan Korea Selatan, dan senjata strategis lainnya.
Sebenarnya China dan Iran juga menawarkan berbagai macam alutsista canggih buatan negeri sebagai bentuk dukungan terhadap Indonesia tetapi tawaran tersebut masih dikaji oleh Komisi l DPR. SBY minta alutsista yang dibeli adalah alutsista yang baru diserahterimakan kepada militer negara penjual tersebut karena walaupun bekas tetapi masih tergolong baru dan agar cepat menjadi milik Indonesia karena tidak perlu proses panjang pembuatannya.
Mendengar berita ini tentu kita berpikir kenapa secepat itu Indonesia langsung memutuskan untuk menambah kekuatan militernya dan bukan malah memperbaiki hubungan, tetapi SBY sudah tahu Australia tidak akan meminta maaf kapada kita. Karena aksi penyadapan itu bukanlah untuk kepentigan Australia saja, tetapi juga untuk kepentingan Amerika dan israel tentu hal itu akan membuat Ausralia merasa berani, karena mempunyai teman yang akan turut serta membela dan membantunya.
Rusia, Korea Selatan, dan Jerman menyetujui permintaan pesanan senjata yang diajukan oleh Indonesia, diharapkan persenjataan tersebut mulai berdatangan lima minggu kedepan dan mulai lengkap hingga tujuh minggu. Pengiriman tersebut sangat singkat karena dukungan ketiga negara tersebut kepada Indonesia, dan mereka mengerti akan kebutuhan Indonesia terhadap alutsista baru. Bahkan Rusia memberikan bonus kepada Indonesia, mereka menyertakan persenjataan pesawat tempur tersebut ke dalam satu paket penjualan yang artinya akan lebih menghemat keuangan Indonesia.
Mendengar Indonesia membeli alutsista besar besaran bahkan yang terbesar dalam sejarah Indonesia dan se Asia. Membuat geger dunia, Indonesia yang selama ini dipandang memiliki peralatan militer yang sudah uzur berubah menjadi negara super power hanya dalam beberapa minggu. Perdana Menteri Timor Leste mengatakan Indonesia akan mengancam perdamaian dunia dengan mainan barunya, pengamat militer Singapura mengatakan Indonesia bagaikan macan lumpuh yang mendapatkan kekuatannya kembali dalam semalam, Presiden Venezuela Nicolas Maduro pun ikut angkat bicara Nicolas mengatakan Australia telah membuat Indonesia marah besar dan mengatakan Australia telah berbuat ngawur serta menyarankan agar Australia untuk segera meminta maaf kepada Indonesia sebelum mereka rata dengan tanah. Pengamat hubungan luar negeri Rusia mengatakan Indonesia telah membuat tekad. Jika harus menyerang Australia maka Indonesia pasti akan melakukannya. Bahkan Perdana Menteri Malaysia mengizinkan AS untuk mendirikan pangkalan militernya dekat Kuala Lumpur jika membutuhkan.
Australia tak tinggal diam Jumat, 22 November 2013 Presiden bersama Perdana Menteri negara anggota aliansi Fire Power Defence Arrangements (FPDA) Australia, Inggris, Singapura, Malaysia, dan Selandia Baru dikumpulkan untuk rapat darurat menyusul ketegangan tersebut. Amerika pun ikut dalam rapat tersebut, Australia meminta dukungan secara penuh jika terjadi perang lawan Indonesia.
Adanya rapat tersebut langsung direspon oleh SBY, Sabtu, 23 November 2013 Indonesia memutuskan tali hubungan diplomat dengan Australia. Seluruh mahasiswa dan warga negara Indonesia di Australia dipulangkan, melarang kunjungan warganya ke Australia, dan memulangkan semua warga Australia yang berada di Indonesia termasuk para investor. Indonesia menegaskan bahwa bangsa Australia tidak dibutuhkan Indonesia, pada hari itu juga Indonesia menyarankan semua warga Asing, Duta Besar, dan konsulat Jendral yang berada di tanah air untuk segara pulang ke negaranya masing masing. Sebelumnya pada Jumat, 22 November 2013 Australia juga telah memulangkan Duta besar nya di Indonesia.
Minggu, 24 November 2013 SBY menginstruksikan Perdana Menteri beserta anggota Komisi l DPR untuk melobi ke negara negara sahabat seperti China, Korea Selatan, Rusia, Iran, Arab Saudi, Pakistan, Kuba, Venezuela, dan Korea Utara Untuk mencari dukungan. di dalam negeri sendiri SBY melakukan kampanye perang, rakyat setuju meskipun ada yang menentang. Anggota DPR menggedok palu menunjukkan kesetujuannya, para jenderal, Perdana Menteri, dan petinggi-petinggi negara lainnya termasuk Menteri Pertahanan mengamini kampanye SBY.
Lalu bagaimana hasil lobi yang dilakukan oleh Perdana Meneri dan anggota Komisi l DPR kita? Berikut hasilnya!
Cina, Rusia, Pakistan, Iran, Kuba, dan Venezuela mendukung dan bersedia memberikan bantuan militer kepada Indonesia. Korea Selatan bersitegang dengan Korea Utara Presiden Korea Selatan mengatakan tak sudi jika berperang bersama Korea Utara, hingga akhirnya Korea Selatan memilih untuk netral dan Korea Utara tetap ambil bagian dalam mendukung Indonesia. Arab Saudi menyatakan netral dalam hal ini karena kecaman dari pihak Amerika jika ikut dalam mendukung Indonesia. Bukan Cuma itu, para relawan perang yang kebanyakan dari Timur Tengah menyatakan siap untuk membantu Indonesia dalam menghadapi Australia, seperti Taliban, Hizbullah dan al Qaeda yang mengatakan mereka akan mengirimkan pasukannya ke Indonesia dalam waktu dekat ini.
Hal tersebut dilakukan sebagai bentuk bahwa Indonesia benar benar marah, dan sebagai bentuk pertanda bahwa Indonesia masih memiliki harga diri yang masih tegak berdiri dengan gagah. Disaat kemarahan rakyat Indonesia tersebut, SBY masih memberikan waktu bagi Australia untuk meminta maaf. Lewat pernyataannya SBY mengatakan “Saya beserta seluruh tumpah air bangsa Indonesia disaat sedang mencapai titik didih kemarahan masih memberikan kesempatan bagi mereka untuk meminta maaf kepada kami, kami beri tenggang waktu selambat lambatnya pada hari Kamis, 28 November 2013 pukul 7.00 pagi.
Kalau sampai pada waktu yang telah ditentukan tersebut saya beserta seluruh bangsa Indonesia tidak mendengar perkataan maaf dari mereka, Indonesia akan membuat mereka menderita dengan menggempur habis habis an menggunakan kekuatan militer dan dengan bantuan para negara sahabat kami. Kami akan menggunakan taktik bumi hangus yang akan membakar setiap instalasi penting yang mereka miliki sehingga mereka akan bangrut, saya juga akan mengirim pasukan rakyat Indonesia untuk menyerbu masuk ke dalam wilayah Australia untuk menaklukan setiap bentuk perlawanan yang dilakukan oleh mereka walaupun tentara rakyat saya adalah seorang pelajar, seorang pegawai negeri, seorang pegawai swasta, seorang buruh, bahkan seorang pengangguran yang berjiwa berani dan memiliki rasa cinta tanah air yang dalam, walaupun mereka akan menggunakan kapal kayu ataupun baja untuk menuju ke negara mereka dan untuk menghabisi mereka. Kami akan memotong jalur perdagangan mereka, kami akan mem bom setiap inchi dari wilayah mereka, kami akan jadikan Canberra sebagai ladang api dan Australia sebagai kuburan massal bagi mereka, Australia akan kami jadikan bagian dari wilayah Indonesia, kami akan mengkliam setiap yang ada di Australia. Hingga mereka bersujud memohon ampunan dari kami.” Pernyataan tersebut di suarakan lewat pidato SBY di Stadion Gelora Bung Karno yang dihadiri oleh ribuan warga, didengarkan oleh jutaan rakyat Indonesia, dan di muat di majalah luar negeri seperti BBC, al Jazeera, Voa International.
Selasa, 26 Nopember 2013 militer bersama alutsista negara negara sahabat Indonesia sudah mulai berdatangan, mulai dari kapal perang hingga pesawat tempur mereka datangkan, bahkan Rusia dan Cina mengirim kapal induknya lengkap dengan pesawat-pesawat tempurnya. Tank tank mulai diturunkan lewat Pangkalan Utama IV di Pontianak milik TNI AL untuk disebar dekat pebatasan, hal ini bertujuan untuk membendung serangan dari Malaysia dan Singapura jika sewaktu waktu mereka menyerang. Rencananya, Rusia, Cina, dan Iran membatu Indonesia dalam bertempur di wilayah selatan. Sementara Venezuela, Kuba, dan Korut membantu Indonesia melawan serangan dari wilayah Utara yang kemungkinan besar diakukan oleh Singapura, Malaysia, dan Inggris.
Mendengar hal tersebut PBB dan anggota Gerakan Non Blok melakukan rapat darurat. PBB berusaha mencegah terjadinya perang antara Indonesia dengan Australia yang akan menambah buruk stabilitas kawasan dan akan menghancurkan perekonomian negara negara Asia dan Eropa. Rapat tersebut menghasilkan keputusan berikut! negara anggota PBB yang bersikap netral akan mengirimkan armada lautnya untuk misi perdamaian di perairan laut Ambalat dan laut Arafura yang mana akan dijadikan zona netral yang dijaga oleh pasukan perdamaian, dan negara anggota Gerakan Non Blok akan mengirim menempatkan militernya di perairan Natuna. Karena dianggap tempat yang vital, Indonesia tidak setuju laut Arafura dijadikan zona netral dan mengancam akan meyerang seluruh kapal berbendera PBB yang masuk ke laut Arafura. Dengan tindakan Indonesia itu PBB memutuskan untuk mengirimkam pasukan di wilayah laut Australia yang dekat dengan laut Arafura.
Rabu, 27 November 2013 kapal kapal perang armada laut pasukan perdamaian PPB tiba. Mereka melihat kapal kapal perang Indonesia dengan bendera merah putih raksasa berkibar di tiang kapal ditemani bendera lambang Garuda di bawahnya, di kawal oleh kapal kapal perang berbendera Iran, China, dan Rusia. Mereka tampak mondar mandir di laut Arafura dengan menghadapkan moncong meriamnya ke atas. Untuk di perairan Natuna kapal kapal perang penjaga perdamaian negara anggota gerakan non blok, mereka disuguhkan dengan kehadiran kapal perang Indonesia, Venezuela, dan Korea Utara yang tampak bersiaga. Pada hari itu juga Indonesia mendirikan pos pos pembagian senjata di wilayah perbatasan untuk dibagikan kepada para warga dan suku yang akan ikut berpartisipasi, sekaligus melatihnya melatih mereka untuk dapat menggunakan senapan.
Bagaimana reaksi Australia beserta negara aliansinya?
Sebelum para pasukan negara sahabat Indonesia tiba, mereka sudah mengirim bantuan militernya. di laut sebelah utara Australia yang berbatasan langsung dengan Indonesia telah disiagakan kapal perang milik Angkatan Laut Australia, New Zewland, dan Amerika. Malaysia menyiagakan tentaranya beserta tentara Inggris di perbatasan Indonesia di Kalimantan timur dan dilaut perbatasan Ambalat, tentara Singapura dan Malaysia bergabung siaga di perbatasan dengan perairan Natuna.
Kamis, 28 November 2013 pukul 4.00 pagi, tiga jam sebelum waktu permohonan maaf Australia habis. SBY memberi perintah kepada para jenderal nya untuk menyiagakan seluruh angkatan tempur untuk persiapan memulai serangan jika pada waktu yang telah ditentukan Indonesia tidak mendengar kata maaf dari mereka. Pukul 5.00 pagi, tidak ada telepon antar petinggi negara, tidak ada diplomasi. Hanya Vladimir Putin yang terakhir kali menelpon menanyakan perkembangan situasi terakhir. SBY memerintahkan pasukan front utara untuk menghadang serangan yang dilakukan oleh tentara Malaysia, Singapura, dan Inggris menggunakan taktik bertahan dan menyerang. Sedangkan pasukan front selatan di perintahnya untuk menyerang menggunakan taktik menyerang dan bertahan, strateginya Indonesia akan masuk ke laut Australia menghancurkan pertahanan lautnya kemudian menguasai laut Australia yang berbatasan dengan Indonesia. Setelah berhasil menguasai, pasukan armada laut Indonesia dan yang lainnya akan membuat jalur aman untuk dilalui pesawat tempur dan pesawat pengebom. Pesawat tempur dan pengebom tersebut di tugaskan untuk menyerang dan mengebom pertahanan depan Australia yang terletak di pulau Melville yang kemudian akan dikuasai dan dijadikan base pertahanan terdepan serta pangkalan untuk penyerangan selanjutnya.
Pukul 6.00 pagi kapal perang Indonesia dan yang lain mulai mendekati perbatasan, kapal misi perdamaian PBB mendekat dari arah depan dan bersimpangan, semua saling memandang dan bersiaga. Tak lama kemudian terdengar suara kontak radio yang dilakukan oleh kapten komandan perang Kanada HMS Charlottetown sebagai kapal komando selama operasi PBB tersebut “Kreegg… ini komandan kapal HMS Charlottetown kepada KRI Yos Sudarso ganti kreegg…” kata kapten tersebut menggunakan bahasa Inggris. Tetapi Laksamana Madya Yayan Sofyan yang menjadi komandan kapal perusak kawal rudal terbesar TNI yang saat itu menjadi kapal komando pasukan tempur tak menggubrisnya. Komandan tersebut menghubunginya lagi “ Kreegg… ini komandan kapal HMS Charlottetown kepada komandan KRI Yos Sudarso, kami memerintahkan anda untuk memerintahkan pasukan anda menjauh dari daerah perbatasan ganti. kreegg… ” Tak ada tanggapan, mereka mengkontak lagi “kreegg… sekali lagi, kami peringatkan kalian untuk meninggalkan daerah perbatasan atau kami akan menyerang kalian ganti. kreegg…” dengan suara lantang dan tegas. “jika mereka menyerang, berarti mereka menyerang empat negara. Beritahu seluruh armada jika pasukan perdamaian PBB menyerang, balas serangan mereka!” kata Yayan Sofyan. “Baik pak.” Kata perwira bagian komunikasi kapal.
Beberapa menit kemudian terdengar suara tembakan dari salah satu kapal perdamaian PBB. Dan tiba tiba, Duuaaarr…!!! anjungan kapal KRI Mandau, sebuah kapal cepat rudal yang mengawal KRI Yos Sudarso terbakar di anjungan terkena tembakan. ”kami tertembak!” teriak juru mudi kapal. seluruh kapal membalas serangan dengan menembakkan meriam ke arah kapal PBB. Keadaan mulai memanas, “laporkan keadaan!” kata Yayan Sofyan kepada komandan KRI Mandau. “anjungan kapal terbakar dan meriam utama tak berfungsi”, “kami akan menembakkan rudal sebagai serangan balasan ” kata komandan KRI Mandau. Sesaat kemudian SHAAASSHH…. sebuah rudal C-705 meluncur dari buritan KRI Mandau menghantam salah satu kapal PBB, kapal tersebut terbakar hebat di bagian anjungan hingga akhirnya kapal tersebut mundur.
Kontak senjata masih berlangsung antara kapal TNI dengan kapal perdamaian PBB. Yayan Sofyan menghubungi seluruh komandan dari armada tempur angkatan laut Iran, Rusia dan China “terjadi kontak senjata antara kami dengan kapal PBB, satu kapal tentara Indonesia tertembak dan terbakar di bagian anjungan, meriam tak berfungsi. Kalian tahan dulu tembakan, kepada Jendral Ahmad Ali saya tugaskan anda untuk mengkomando kapal angkatan laut Iran untuk menangani serangan dari pasukan perdamaian. Sementara yang lainnya melanjutkan misi ”. “ kami mengerti! ” kata Jenderal Ahmad Ali.
“Armada laut dari pihak Indonesia baku tembak dengan armada laut pasukan perdamaian PBB Pak!” Kata seorang perwira angkatan laut Australia kepada komandan kapal HMAS Hobart, Laksamana Muda Yoshua Robert, dan ia hanya tersenyum.
Pukul 8.00 SBY mengirimkan sinyal penyerangan, seluruh pasukan laut Indonesia, Rusia dan China mulai memasuki laut Australia. Angkatan laut gabungan Australia segera melakukan menuver berbalik arah untuk menghadang kapal kapal pihak Indonesia, seorang prajurit yang bertugas di bagian radar mengetahui kapal kapal tersebut berputar arah dan melaporkannya kapada Yayan Sofyan. sang Komandan kemudian melakukan perintah penyerangan, seluruh armada berbelok ke arah kapal – kapal Australia. Semua prajurit sudah bersiap di pos mereka masing – masing, kemudian Yayan Sofyan memerintahkan sang juru tembak kapal untuk menembak mereka jika jarak sudah tercapai.
Pada jarak 10.000 meter KRI Yos Sudarso menembakkan meriam utama OTO-Melara 76mm gun sebanyak 5 kali ke arah kapal HMS Hobart, tembakkan tersebut diketahui dan kapal melakukan menuver menghindar 2 peluru lolos 3 peluru menghantam buritan kapal. Kapal Rusia dan Cina kemudian melancarkan serangan bantuan ke arah musuh. Sebuah rudal Yakhont meluncur dari KRI Yos Sudarso menghantam kapal jelajah Amerika yang mengambil posisi depan, kapal sempat melaju kencang ke arah depan dan berbelok tajam kiri untuk menghindari hantaman rudal, senjata perisai udara Close in Weapon System (CWIS) yang ada di anjungan kapal tersebut menembaki rudal berusaha untuk menghancurkannya di udara, akan tetapi senjata tersebut tak berdaya menghadang Yakhont dan akhirnya kapal tersebut terbakar dan tenggelam akibat hantaman rudal Yakhont. Memang rudal buatan Rusia yang saat ini masih digunakan TNI dapat menghancurkan sasaran dengan ketepatan 100%, jadi musuh akan merasa sudah menemui ajalnya jika rudal tersebut diluncurkan.
Rudal Yakhont kedua diluncurkan dari KRI Ahmad Yani dan lagi lagi tepat sasaran dan kembali kapal milik angkatan laut Amerika yang kena, kapal tersebut terbakar dan lambung pecah hingga akhirnya kapal tersebuttenggelam. kapal pihak Australia belum melucurkan rudal sekalipun, kemudian Kapal perang Cina meluncurkan sekaligus 6 rudal C-705 dari kapal kapal mereka dan semuanya mengenai sasaran. Perang rudal yang sebenarnya telah dimulai dimana 3 rudal yakhont dan rudal jelajah C – 802 milik TNI ditembakkan, kapal perang jelajah kelas MOSKVA milik Rusia juga melepaskan tembakkan 2 buah torpedo, sementara pihak China lebih brutal lagi, sepertinya mereka ingin pertempuran cepat berakhir dengan hasil yang membanggakan, tak habis pikir 12 rudal jelajah YJ – 62 dan 4 buah torpedo dari pelbagai jenis kapal mereka hantamkan ke kapal kapal musuh. 9 kapal pihak Australia tenggelam, 7 kapal rusak parah dan 6 kapal rusak ringan akibat serbuan peluru kendali dari pihak Indonesia tersebut. Kebanyakan yang tenggelam dan rusak adalah satuan kapal perusak dan jelajah yang dianggap paling berbahaya, atas musibah ini mereka kehilangan kekuatan di satuan kapal serang paling ampuhnya.
Pihak Australia berbalik menyerang, mereka meluncurkan rudal rudal dan terpedo pada kapal yang memiliki kemampuan bermanuver tinggi seperti fregat dan korvet, agar mereka bisa cepat menghindar dari serangan balasan musuh. 2 Rudal mengejar kapal perang Cina Shenzhen, sebuah senjata Close in Weapon System atau senjata pertahanan dari serangan rudal, pesawat dan ancaman dari udara lain Type 730 menembakkan pelurunya ke arah rudal tersebut, rudal pertama meledak hancur berkeping keping jatuh ke lautan. Kemudian rudal kedua mendekat, sang komandan kapal memerintahkan untuk melakukan manuver cepat belok ke kanan agar dapat menghindari rudal, sambil menembakkan Close in Weapon System dengan kecepatan penuh 30knot kapal melesat ke depan kemudian sang juru mudi membanting setir ke arah kanan, tetapi rudal tersebut menghadangnya dari depan, dengan kecepatan penuh tersebut malah membuat rudal menghatam tepat di ruang kemudi kapal dan mengakibatkan ledakan, semua orang yang ada didalamnya tewas dan kapal tersebut sudah tak dapat digunakan lagi.
Korvet milik TNI KRI Diponegoro menembakkan rudal SAM (Surface to Air Missile) MBDA Mistral TETRAL karena diketahui salah satu rudal tersebut mengejar kapal, dan akhirnya rudal tersebut berhasil dihadang dan dlumpuhkan di udara. Serangan rudal tersebut menenggelamkan 9 kapal, yaitu 3 kapal Rusia, 2 kapal milik Indonesia dan 4 kapal milik Cina sementara 6 kapal lainnya rusak. Serangan rudal tersebut tidak terlalu membuahkan hasil yang membanggakan di pihak Australia hingga akhirnya mereka meminta bantuan udara, kapal Induk Amerika USS Abrahm Lincoln merespon perintah tersebut dan menerbangkan 32 jet tempurnya yang terdiri dari 19 F-18 dan 13 F-22, yang menjadi target serangan adalah kapal kapal perusak serta kapal jelajah yang memang sangat berperan dalam pertempuran laut ini.
Misi dimulai, dari pertempura laut kini bisa saja jadi duel pertempuran udara. Melihat dari radar, gerombolan jet tempur musuh mendekati mereka, senjata senjata pamungkas yang akan melindungi mereka dari marabahaya jet tempur tersebut di siapkan, sebuah meriam bofors yang awalnya dipergunakan untuk menembak kapal beralih fungsi menjadi senjata yang mematikan bagi pasukan jet tempur. Bofors mulai ditembakkan ke arah 2 pesawat F-22 musuh yang akan mengebom kapal, 9 peluru telah di tembakkan tetapi pilot pilot tersebut berhasil menghindarinya, mereka terbang menjauh dan menentukan posisi baru yang aman untuk penyerangan, kemudian pesawat F-22 raptor yang berada di belakangnya memberondongnya dengan tembakan dari senjata 20mm M61A2 yang ada di sayapnya, tembakkan tersebut mengakibatkan body kapal banyak berlubang, yang akan membuat kapal tak kokoh lagi.
Kapal berusaha melawan serangan pesawat berikutnya canon 76mm yang berada di anjungan terus memuntahkan peluru, karena pesawat sudah berada pada jarak yang sangat dekat tak memungkinkan kapal untuk merudalnya, sebuah bom dijatuhkan dari pesawat hingga akhirnya kapal meledak terbelah menjadi dua. Rudal rudal surface to air missile (SAM) seperti Mistral dan S-300 diluncurkan untuk memburu dan menembak jatuh pesawat pesawat tersebut. Seorang pilot F-22 mendapati pesawatnya telah dilock oleh sebuah peluru kendali, yang ternyata itu adalah S-300 yang ditembakkan dari kapal jelajah MOSKVA milik armada laut Rusia. Sang pilot menambah kecepatan dan menambah ketinggian pesawatnya untuk menghindar, senjata pengecoh ditembakkan tetapi rudal tersebut tetap mengejarnya, pesawat dengan kecepatan maksimum 2.25 mach tentu tak dapat lari dari kejaran rudal berkecepatan 5 mach tersebut, hingga akhirnya pesawat meledak di udara, sang pilot tak sempat meggunakan kursi pelontarnya. Serangan udara pertama berhasil menenggelamkan 14 kapal dan 19 pesawat musuh berhasil dijatuhkan.
Karena serangan masal jet jet tempur musuh, pihak Indonesia menghubungi kapal induk Rusia Admiral Kuznetsov meminta perlindungan udara atas serangan tersebut, atasan tertinggi kapal induk tersebut memerintahkan para anak buahnya untuk menerbangkan 33 pesawat tempur yang terdiri dari 16 MIG-29 dan 17 Sukhoi SU-35. Yang ditugaskan untuk mencegat dan menyerang jet jet tempur pihak Australia yang akan mengebom kapal kapal pihak Indonesia. jet tempur pihak Australia baru kembali dari kapal induk setelah melakukan pembekalan ulang senjata untuk melakukan serangan udara kedua, para pilot kaget mengetahui pesawat tempur musuh mengejar mereka. Aksi dog figh terjadi empat pesawat F-22 dikejar oleh empat pesawat Sukhoi SU-35, salah satu pesawat F-22 sudah di lock dan rudal meluncur, pesawat berputar putar di udara menghindari rudal, dan akhirnya terlihat ledakan besar di udara, pesawat tersebut hancur karena rudal megenai bagian mesin pesawat. Tinggal 3 pesawat salah satu Sukhoi mengejarnya dan menembaki dari belakang dengan senapan yang ada di sayap pesawat, tembakan mengenai belakang pesawat yang mengakibatkan pesawat terbakar, pesawat tak terkendali dan jatuh di laut terlihat sang pilot telah melontarkan diri dari pesawat. dua Sukhoi mengejar satu pesawat lainnya, tak disangka dua F-22 berada di belakang pesawat tersebut, salah satu Sukhoi sudah terkunci rudal pesawat. Berusaha menghindar, pilot menurunkan ketinggian pesawat hingga 50cm di atas air kemudian menaikkan secara mendadak pesawat sambil berputar putar di udara, rudal melesat menjauhi pesawat dan pesawat lolos dari kejaran rudal.
F-22 musuh langsung membuntutinya dari belakang dan menembakinya dengan senapan 20mm M61A2, tembakan mengenai sayap kanan pesawat akhirnya pesawat miring ke kanan, melihat pesawat lemah musuh menembaknya dengan rudal AIM-120 AMRAAM, rudal berhasil meledakkan pesawat. Kedua Sukhoi yang yang melakukan pengejaran berputar arah melakukan serangan balas dendam, kedua sukhoi mendapat perlawanan sengit dari pilot F-22, pesawat saling kontak senjata. Para pilot F-22 berhasil membelakangi Sukhoi yang membuatnya dengan mudah menjatuhkannya, kedua Sukhoi sudah di lock, pesawat berpencar menghindari serangan. Dua rudal diluncurkan dari salah satu F-22 untuk menembak Sukhoi yang dikejarnya, pilot menaikkan pesawatnya untuk menghindari rudal tersebut. Senjata pengecoh telah ditembakkan, 2 rudal terkelabuhi senjata tersebut dan meledak, Pilot kembali melawan F-22 tersebut, pilot telah menempatkan pesawatnya di belakang F-22, pilot kemudian me lock pesawat tersebut. Mengetahiu pesawatnya sudah kehabisan rudal dan pesawat musuh telah me lock, pilot tersebut menggerak gerakkan sayap belakangnya yang artinya meminta untuk damai. Melihat musuhya meminta damai, pilot yang mengendalikan Sukhoi tersebut tak memerdulikannya, dia menebakkan rudal yang akhirnya mengakhiri perjuangan musuh.
Tak imbang dalam pertempuran udara, pihak Australia menarik kembali pesawat pesawat tempurnya kembali kapal induk untuk melakukan rencana ulang. Pihak Indonesia melakukan strategi baru, “kita sudah kehilangan banyak kapal perang, amunisi kita semakin menipis, dan korban jiwa terus bertambah. Untung pasukan udara Rusia berhasil menghadang serangan udara kedua mereka! kita akan lakukan strategi ulang. Kita akan melakukan serangan dari dalam laut, yaitu dengan kapal selam. Kapal selam milik TNI sudah bersiaga bersama kapal induk Rusia menunggu perintah. Kita akan kerahkan kapal selam untuk menghancurkan kapal induk USS Abrahm Lincoln sebelum serangan udara secara massive pada gelombang ketiga dimulai, kita harus menarik perhatian semua kapal perang permukaan musuh agar mereka tak mengganggu misi kapal selam kita. dan juga saya sampaikan kepada kalian, saya tadi dapat telepon dari Ahmad Ali bahwa pertempuran antara angkatan laut Iran dan pasukan perdamaian PBB masih berlangsung, Beliau mengatakan akan segera kembali bergabung dengan kita jika mereka menang.” Kata Yayan Sofyan dalam rapat kilat di dalam kapal.
Sementara itu, pertempuran antara angkatan laut Republik Islam Iran VS armada pasukan perdamaian PBB.
Dimulai dari awal saat Iran ditugaskan untuk meghadapi pasukan perdamaian PBB dan ditinggal menjalankan misi oleh armada lain, kapal-kapal Iran telah menghadang laju kapal perang pasukan perdamaian PBB yang mengejar, dan berusaha menghadang armada laut pihak Indonesia yang akan memasuki wilayah Australia. Armada laut Iran yang saat itu dipimpin oleh kapal fregat kelas Jamaran melakukan manuver mematikan dan berhasil menenggelamkan dua kapal tempur dengan rudal C-802 nya. Dan diikuti dengan gempuran dari udara lewat rudal rudal yang diluncurkan dari helikopter Bell 212 berhasil menghancurkan konsentrasi musuh, serangan bagian ketiga dengan menggunakan torpedo torpedo yang mampu membuat kapal musuh terbelah menjadi dua. Serangan balasan yang diterima Iran mengkibatkan tiga kapal Iran kandas dan dua lainnya rusak berat, serangan kembali dilakukan pihak Iran. Dengan formasi kapal seperti sebuah tameng membuat formasi musuh yang membanjar terpecah dan tersebar, dengan begitu kapal Iran bisa memburu dan menghancurkan kapal kapal PBB yang sudah tak berkoloni lagi. Banyak kapal aggota PBB yang menyerah ada juga yang masih melawan sampai harus merelakan kapalnya tenggelam, dan mereka yang menyerah berpencar melarikan diri ke laut Hindia. Memang serangan dari armada laut Iran sangat dasyat sampai mereka yang terdiri dari negara negara Eropa yang mempunyai persenjataan canggih pun lari menyelamatkan diri, hal ini pun sebagai peringatan kepada dunia bahwa Iran mampu dan sudah siap bertarung dengan musuh.
Peperangan antara angkatan laut Republik Islam Iran VS armada laut pasukan keamanan PBB dimenangkan oleh Iran, kita kembali ke misi kapal selam.
Perintah Yayan Sofyan diterima oleh komandan satuan kapal selam, sang Komandan mengirimkan dua kapal selamnya untuk menghancurkan kapal induk Amerika. Sementara kapal kapal permukaan membuat serangan pengalihan, kedua kapal selam tersebut melaju dengan kecepatan tinggi mendekati USS Abrahm Lincoln. Pada jarak 1000 meter kapal selam tersebut kemudian perlahan menekati target, tidak ada satupun kapal baik kapal pengawal ataupun kapal induk itu sendiri yang mengetahui kedatangan kapal selam tersebut, karena memang kapal tersebut sangat senyap dan tak mudah terdeteksi oleh radar musuh. Juru tembak sudah mengunci target, torpedo sudah terpasang dan siap untuk diluncurkan. Dan masing masing komandan kapal secara bersamaan memerintahkan untuk menembakkan torpedo, “tiga, dua, satu, luncurkan.” empat torpedo dari masing masing kapal selam meluncur, dua menghantam lambung anjungan dan dua lagi menghantam bagian lambung tengah kapal. Sontak semua kaget akibat serangan senyap dan mendadak tadi, sebuah kapal induk yang awalnya berdiri kokoh dilautan sekarang sudah terbakar dan miring. Semua pesawat dan sejumlah tentara yang berada di dek tempat landasan kapal berjatuhan ke laut, semua kapal pemburu kapal selam dikerahkan karena mereka sudah beranggapan sebuah kapal selam yang menyerangnya. Kedua kepal selam terdeteksi oleh kapal pemburu, kapal tersebut langsung menguncinya dengan torpedo. Mengetahui telah dikunci oleh rudal torpedo musuh, komandan kapal memerintahkan untuk segera menjauh dan mencari tempat perlindungan dari kejaran torpedo. Salah satu kapal selam memanuverkan kapalnya di antara batu karang, dan berhasil membuat torpedo meledak terbentur oleh salah satu karang.
Kapal yang kedua menghindari kejaran torpedo dengan berjalan di dekat tebing, kemudian melakukan belokan tajam yang membuat torpedo yang mengejarnya meledak terbentur tebing. Kedua kapal selam tersebut lolos, tetapi satuan kapal pengintai sudah mengantongi identitas kedua kapal selam. Salah seorang perwira bernama John Beckter di kapal HMS Hobart melaporkan kejadian tersebut kepada Laksamana Muda Yoshua Robert, “kapal induk Amerika USS Abrahm Lincoln telah diserang, dan kapal tenggelam. Berdasarkan data yang telah dimiliki oleh satuan kapal pengintai, USS Abrahm Lincoln diserang dua kapal selam kelas Kilo milik armada musuh.’’ujarnya. “kapal selam kelas Kilo? Armada Rusia? Apakah Rusia diam diam mengirimkan kapal selamya?” tanya Yoshua. “Armada Rusia tak mengirimkan kapal selamnya, pak.” Sahut salah seorang perwira lain. “tak ada satupun dari mereka yang mengirim kapal selam, pak.” ujar John Bekter. “ada isu bahwa Indonesia mempunyai delapan kapal selam kelas Kilo, mungkinkah isu itu benar? Jika tidak Indonesia, lalu kapal selam siapa?” tanya Yoshua dihadapan para perwira dan tentara lainnya. “memang benar ada isu yang mengatakan Indonesia mempunyai delapan kapal selam kelas Kilo, dan kemungkinan besar serangan tersebut dari kapal selam Kilo milik Indonesia.” Kata John Bekter. “laporkan tentang kapal selam ini kepada dewan tertinggi!” perintah sang Komandan.
“Pak, musuh mengetahui tentang kapal selam kelas Kilo kita. apakah sekarang waktunya kita harus mengakui itu milik kita, apa kita akan membuat dalih?” kata seorang prajurit TNI AL kepada Yayan Sofyan. “saya sudah tahu bahwa kapal Kilo kita terbongkar, kita akan terus terang saja. Saya sudah melaporkan hal ini kepada bapak Presiden.” Jawab Yayan Sofyan.
Pukul 5.00 hari sudah mulai sore, pertempuran terus berlanjut, ribuan butir peluru telah ditembakkan, puluhan rudal telah diluncurkan, Indonesia masih belum bisa mengusai laut Australia, armada laut Australia belum bisa mengalahkan armada laut Indonesia. Misi berikutnya, misi kapal selam. Tenang, senyap, dan juga mematikan. Australia mengirimkan 4 kapal selam kelas Collin, yang mempunyai misi menghancurkan armada kapal selam Indonesia yang ikut bergabung dalam misi penguasaan laut Australia. Kapal melaju cepat ke arah musuh, radar Admiral Kharlamov kapal perang Rusia menunjukan kedatangan keempat kapal seam tersebut, hal itu langsung direspon pihak Indonesia dengan mengirimkan dua kapal selam kelas Kilo. Lho kok Cuma dua? Ya, hanya dua. Kelas Collin kemampuannya jauh dibawah kelas Kilo. Mereka tidak mengetahui bahwa kedua kapal selam Indonesia tersebut telah mencegat mereka, jarak keduanya semakin dekat. Kerena sistem anti radar Kilo membuat mereka tak mengetahuinya, kesempatan bagus untuk melakukan serangan dadakan. empat torpedo ditembakkan dari kapal selam tersebut, satu torpedo untuk menembak satu kapal selam. Alarm kapal berbunyi, “Devil…devil, sebuah torpedo melaju ke arah kita!”. teriak seorang yang bertugas di bagian radar menggunakan bahasa Inggris. “tambah kecepatan kapal, bawa kapal naik!”, tetapi perintah komandan tersebut terlambat.
Torpedo menghantam bagian depan kapal, kapal meledak di dalam air dan tenggelam. Satu kapal selam musnah, ketiga kapal berputar arah untuk menghindari kejaran rudal. Kedua kapal kelas Kilo tersebut mengejar mereka, dua kapal berhasil lolos dari kejaran rudal, salah satunya lagi terkena di bagian propeller, kapal selam tersebut karam. Kapal selam Indonesia mengejar dua kapal selam yang selamat untuk dibinasakan. Kedua kapal selam tersebut membalas serangan, dua torpedo ditembakkan oleh mereka, lantas kedua kapal selam milik Indonesia tersebut berpencar untuk menghindar, setelah kedua kapal berhasil menghindari kejaran torpedo, serangan balasan dilakukan. Mereka terkejut akan serangan balasan yang dilakukan oleh kedua kapal selam kelas Kilo tersebut, torpedo yang melaju cepat membuat mereka tak bisa menghindar lagi keduanya karam terkena torpedo di bagian depan kapal. Misi Australia tersebut gagal, dua kapal selam keas Kilo Indonesia berhasil menghancurkan empat kapal selam kelas Collin Australia. Itu membuat Australia malu sekaligus marah kepada Indonesia.
Hari sudah mulai petang, para prajurit yang Muslim melaksanakan ibadah di kapal, di tengah tengah pertempuran. Sedangkan prajurit yang lain mengendalikan kapal, bertempur berterangkan cahaya sunset matahari, dikelilingi bangkai kapal yang hampir teggelam, dihiasi pantulan cahaya langit oranye di laut. Semua tentara dalam pertempuran tersebut merindukan keluarganya, di hati mereka berharap masih dapat berjumpa lagi dengan keluarga mereka, masih dapat kembali ke negara tercinta mereka. para Komandan berharap bisa memberikan yang terbaik di medan tempur, berharap dapat membawa utuh kembali prajurit yang dicintainya, baginya ditinggal pergi prajurit tercintanya sama seperti separuh dari hidupnya hilang. Pihak Indonesia kehilangan 34 kapal dari total keseluruhan 70 kapal, sedang pihak Australia kehilangan 27 kapal dari total keseluruhan 64 kapal. Dan banyaknya pesawat pesawat tempur yang hancur dan ribuan prajurit yang mati dari kedua belah pihak. Meskipun begitu keduanya masih saling kuat untuk melanjutkan pertempuran.
Misi kapal selam kedua pukul 7.00 malam, serangan ini akan lebih mematikan bagi musuh karena mereka sudah tak punya lagi kapal selam untuk melakukan perlawanan bawah air. Empat kapal selam sudah berada tepat di bawah musuh, target yang harus dihancurkan terlebih dahulu adalah satuan kapal pemburu kapal selam. Masing masing target sudah terkunci, para torpedo meluncur mencari masing masing target yang telah ditentukan. Para musuh hanya mengetahui bahwa kapalnya telah dikunci oleh torpedo dan melihat di radar sebuah torpedo mengarah kepadanya, banyak dari mereka yang tak bisa menghindari serangan tersebut. Malam yang gelap, waktu mereka yang terlalu minim untuk lari dari kejaran torpedo, mereka juga harus menghindar dan membalas serangan dari kapal perang permukaan pihak Indonesia membuat mereka menjadi sasaran empuk. Mereka yang tak tahu kaget melihat kapal sekutunya meledak secara misterius, tetapi mereka langsung sadar bahwa itu adalah serangan dari kapal selam.
Apa yang bisa mereka perbuat, keberadaan kapal selamnya saja mereka tak mengetahui. Dan serangan malam itu hanya berhasil menenggelamkan 23 kapal, karena kapal selam tak membawa penuh torpedo. Tetapi merupakan keberhasilan yang luar biasa mengingat mereka hanya berjumlah empat. Karena serangan kapal selam tersebut, jumlah mereka menjadi terlalu sedikit untuk melawan armada pihak Indonesia. Mereka akan kalah jika peperangan diteruskan, para prajurit meminta untuk mundur karena meraka tak mampu lagi untuk melawan. Karena tekanan dari para prajuritnya tersebut Yoshua Robert memerintahkan semua pasukan tersebut untuk mundur menyerahkan wilayah Ausralia kepada Indonesia. Permintaan menyerah musuh diterima pihak Indonesia, dan pihak Indonesia akan menjamin keselamatan mereka, mereka takut kalau tetap diserang meskipun mereka menyatakan menyerah.
Pukul 10.30 malam sekutu menyerah, Indonesia berhasil menguasai laut sebelah utara Australia, pada waktu itu juga armada pihak Indonesia langsung membuat formasi pertahanan untuk megantisipasi serangan tak terduga, pesawat pengintai dan kapal patroli dikerahkan untuk berjaga jaga. Indonesia akan mengamankan laut tersebut untuk dilewati satuan tempur udara, darat dan laut untuk menggempur pertahanan terdepan Australia di pulau Melville. jet tempur serta helikopter serang Indonesia dan Rusia bergabung di kapal induk Admiral Kuznetsov, puluhan kapal perang, tank amfibi dan ribuan personel telah disiapkan.
Jumat, 29 November 2013 pukul 4.00 pagi. Serangan dilakukan, jet tempur dan helikopter serang yang mendapat tugas pertama, misi mereka adalah untuk menghancurkan senjata pertahanan seperti patriot, Phalanx CWIS dan rudal anti kapal ‘harpoon’ yang mereka sebar untuk mencegat serangan musuh. Sebuah rudal udara ke darat ‘Krypton Kh-31P Zvezda’ yang terpasang di Sukhoi SU-27 milik Indonesia mengempur pusat yang diduga sebagai penempatan senjata pertahanan mereka, sebuah senjata anti serangan udara Phalanx CIWS yang ternyata berada di dekat jet tempur tersebut menembakinya dengan puluhan peluru, sang pilot memutar pesawatnya melakukan manuver menghindar. Pesawat milik Russia MIG-29 yang berada dibelakangnya menggempur senjata tersebut dengan peluru kendali udara ke darat , sebuah rudal patriot mengejar dua Sukhoi SU-27 milik Indonesia salah satu pesawat menukik ke atas untuk menghindari kejaran rudal, kehebatan pilot tersebut dalam melakukan manuver menghindar mengakibatkan rudal tersebut tak dapat mengenainya hingga kehabisan bahan bakar dan jatuh di laut dalam keadaan masih aktif. Sementara pilot pesawat kedua melakukan zig zag di udara agar rudal tersebut melesat menjauhinya, senjata pengecoh pun di tembakkan untuk mengelabuhi dan meledakkan rudal, dan akhirnya rudal tersebut hancur di udara. Pulau aman dari ancaman senjata pertahanan, puluhan helikopter serang melucurkan rudal udara ke daratnya untuk mengahancurkan radar dan pos pos pertahanan musuh, kapal perang menembakkan meriamnya ke arah pulau Melville untuk merusak konsentrasi musuh, sebuah rudal laut ke darat ditebakkan dari kapal perang TNI untuk menghantam tempat tempat persembunyian dan tempat pertahanan mereka.
Delapan jet tempur F-22 dari pangkalan Amerika di Darwin diterbangkan untuk melakukan serangan bantuan, tetapi delapan pesawat tersebut dicegat oleh tiga pesawat tempur Sukhoi SU-30 milik Indonesia dan tiga pesawat tempur Sukhoi SU-35 milik Rusia yang sengaja di tugaskan untuk memberi perlindungan udara. Sebuah jet tempur Sukhoi yang melaju dari samping F-22 menembakkan senapan mesinnya dan mengenai kokpit pesawat tersebut pesawat terbakar dan meledak di udara. Dua pesawat F-22 telah di lock oleh jet Sukhoi Indonesia, pesawat tersebut mengunci dua target sekaligus, rudal mengenai bagian sayap pesawat musuh sedangkan pesawat satunya terkena di bagian bawah pesawat. Dua jet F-22 mengejar Sukhoi SU-35 salah satu pesawat menembakinya dengan senapan mesin yang berada di sayapnya, pilot Sukhoi tersebut membalasnya dengan menembakkan rudal R-74ME ke arah belakang dan mengenai tepat di moncong pesawat, serangan tak terduga tersebut mengakibatkan sang pilot tak siap untuk menghindar dan pilot satunya memutuskan untuk menghentikan kejaran tersebut. Melihat tak ada kemungkinan untuk menang, semua pilot pesawat F-22 memilih untuk kembali kepangkalan. Puluhan tank amfibi dan ratusan prajurit telah mendarat di pantai, ratusan pasukan terjun payung berhasil mendarat dengan selamat, mereka kemudian bergabung untuk melakukan penyerangan darat. Seluruh prajurit dan tank mulai memasuki pulau, mereka menduduki pos pos pertahanan yang sudah di tinggalkan. Musuh menembakkan mortar dan roketnya ke arah pasukan darat pihak Indonesia, pasukan dibantu oleh helikopter serbu membalas serangan tersebut. Akhirnya musuh mundur, tank tank menggempur lokasi penyerangan mereka hingga hancur.
Pukul 10.00 pagi, mereka mulai tersudut amunisi sudah menipis dan tak lama kemudian bantuan datang. Bantuan yang terdiri dari puluhan kapal perang, ratusan prajurit, puluhan helikopter serbu dan tank tersebut dengan serentak membalas serangan dari pihak Indonesia. Jet jet tempur yang berada di kapal Admiral Kuznetsov di panggil kembali untuk melakukan seranga udara, lokasi lokasi yang diduga sebagai markas dan tempat penyimpanan amunisi di gempur habis habisan oleh lima pesawat Sukhoi SU-27, mereka kembali kehilangan cadangan amunisi. Tank tank mereka di hancurkan rudal rudal panggul anti tank Javelin. di laut terjadi bentrok antara kapal perang TNI dengan kapal perang musuh, tembakan meriam kaliber 76mm berhasil membakar salah satu kapal musuh dan rudal C-803 yang ditembakkan membuat 3 kapal musuh rusak parah. Mereka menembakkan rudal rudal Harpoon yang mengakibatkan satu kapal TNI tenggelam dan satunya lagi rusak parah, terdeteksi oleh radar dua unit kapal selam ikut terlibat dalam penyerangan.
Dua helikopter anti kapal selam yang berada di hangar KRI Makassar langsung di terjunkan untuk melakukan pemburuan sebelum kembali melancarkan serangan. Salah satu helikopter mengetahui keberadaan kapal tersebut dan menembaknya dengan torpedo, kapal dalam posisi akan menyerang sehingga tidak siap akan kedatangan torpedo tersebut, hingga akhirnya kapal meledak. Kapal satunya meninggalkan lokasi untuk mencari perlindungan, pertarungan terus berlanjut pihak Indonesia terus melancarkan serangan agar musuh lekas meninggalkan pulau tersebut, meskipun perlawanan mereka kuat perjuangan pihak Indonesia mencapai keberhasilan. Lama lama pihak musuh mulai mundur, armada laut mereka sudah lemah menghadapi armada laut Indonesia, mereka tak mendapatkan bantuan udara, gudang gudang amunisi telah dihancurkan. Serangan udara dari Indonesia kembali dilakukan, 4 jet tempur Sukhoi SU-27 membombardir garis depan musuh yang membuat mereka kekurangan daya untuk melakukan perlawanan. Sementara pihak Indonesia terus bergerak maju mereka hanya bisa bertahan dan mundur, banyak prajurit mereka yang melarikan diri dari pertempuran dan juga menjadi tawanan pihak Indonesia.
Pukul 3.00 sore musuh menyerah, Indonesia segera membentuk benteng pertahanan di pulau jajahan, beberapa rudal dan pos pos keamanan telah ditempatkan. Mendengar berita kekalahan ini Australia naik pitam.
Sabtu, 30 November 2013 pukul 5.00 pagi. Australia mengkomando sekutu sekutu yang telah bersiap di perbatasan Indonesia dengan Malaysia untuk menyerang Indonesia serta menguasai pulau Kalimantan dan perairan Ambalat. Peyerangan dimulai, tank tank, infanteri darat dan kapal kapal perang mulai bergerak maju. Tank tank Leopard 2A4 dan AMX 13 mulai menyiapkan amunisinya menembak musuh yang terlihat, pasukan gabungan antara TNI dengan tentara Kuba, Korea Utara, Venezuela, dan pejuang pejuang lainnya baik itu di darat ataupun di laut mulai merapatkan barisan. Mulai terlihat di radar barisan musuh yang terdiri dari infanteri darat, tank tank, dan kendaraan berat lainnya. Pasukan tank Indonesia bersiap untuk memulai tembakkan, dengan aba aba dari sang Komanan yang memimpin pertempuran, serentak puluhan tank tersebut menembakkan meriamnya ke arah musuh, diikuti dengan peluncuran roket dan mortar yang akan membubarkan barisan mereka. Mereka membalasnya dengan menembakkan meriam meriam howitzer dan roket ke titik titik pusat pertahanan Indonesia. tiga helikopter serang MI-35 dan empat Kamov KA-52 di terbangkan untuk memberikan bantuan tembakan udara, kemudian tujuh unit pesawat tempur F-16 dan tiga unit Sukhoi SU-27 datang membombardir musuh, dengan senjata anti pesawat mereka tiga unit F-16 berhasil mereka jatuhkan. Tank tank Leopard kontak senjata dengan tank tank PT 91. TNI dan pasukan darat Korea Utara berjalan maju bersama melakukan perlawanan bersama kendaraan lapis baja untuk menghentikan gerak laju musuh, sementara pasukan lainnya memberi tembakkan bantuan dari pos pertahanan.
Lima jam penyerangan pihak musuh belum bisa menembus benteng pertahanan Indonesia, Jenderal Ahmad Sudirjo beliau yang memimpin seluruh pasukan yang saat itu sedang berada di ruangannya memerintahkan seluruh pasukan untuk bergerak maju memberi serangan pukulan kepada lawan, karena memang taktik yang digunakan adalah bertahan dan menyerang.
Semua prajurit membawa lengkap senjata mereka bergerak maju memberikan serangan terhadap pasukan musuh. Medan yang terjal, banyak bebatuan, rumput dan ilalang yang tumbuh lebat menyulitkan perjuangan mereka. Terutama pasukan yang berasal dari luar yang belum pernah menjajal medan Kalimantan. Indonesia berhasil memukul mundur pasukan musuh, enam jet tempur F-16 milik angkatan udara Malaysia datang menggempur pasukan Indonesia, pasukan depan lumpuh mereka terpencar. Melihat pasukan depan Indonesia lemah, mereka bangkit kembali dan melancarkan serangan besar besaran yang membuat pihak Indonesia kualahan. Empat tank PT 91 melaju menembak pasukan Indonesia yang sedang berlindung, mengetahui hal ini tiga tank Leopard datang untuk memberi tembakan perlindungan. Adu tembak terjadi, ketiga tank tersebut berjalan dari arah samping menembaki empat tank tersebut, keempat PT 91 berpencar mencari tempat berlindung. Salah satu tank leopard menembak satu dari empat PT 91 yang sedang mencari empat perlindungan, tetapi tembakan tersebut meleset. PT 91 tersebut membalas tembakan, juru mudi Leopard melajukan tanknya untuk menghindari tembakan. Tapi terlalu lambat, Peluru tank menghantam roda belakang, tank tersebut lumpuh. Jarak kedua tank hanya 90 meter, “tembak!” kata komandan tank leoprad tersebut, tembakan kembali meleset. “isi ulang! isi ulang!” kataya lagi. Tank musuh mulai membidik, salah satu tank Leopard datang untuk memberikan bantuan, dengan segera tank tersebut menembak PT 91 dan tembakan tersebut tepat mengenai badan tank, tank tersebut meledak tengan turret lepas dan terlempar. Semua keluar dari dalam tank leopard yang sudah tak bisa berjalan tersebut. Dua PT 91 lain melancarkan tembakan terhadap salah satu Leopard, dua peluru menghantam badan tank yang mengakibatkan tank tersebut hancur meledak.
Tinggal satu tank Leopard, Komandan tank memerintahkan juru komunikasi untuk memanggil bantuan, salah satu tank terlihat sedang membidik. Juru mudi tank dengan cepat membawa tanknya lari dari bidikan, setelah mendapatkan tempat yang aman dan PT 91 tersebut tak melihat. Juru tembak Leopard tersebut memberikan tembakan, tetapi tembakan tersebut lurus menghantam roda tank. para kru mencari cari dari mana tembakan tersebut berasal, tembakkan kedua dilakukan, kali ini tepat mengenai badan samping tank, tank meledak dan terbakar. Serangan udara kedua dari pihak dari musuh, enam jet tempur F-16 kembali untuk menegebom pasukan Indonesia. Terdengar suara jet pesawat musuh mendekat, berbagai rudal dan pertahanan udara lainnya disiapkan untuk menembak jatuh pesawat. Pesawat mulai terlihat, mereka yang mengoperasikan senjata tersebut mulai mencari target, tetapi sebelum mereka menembaknya rudal rudal sudah mulai berjatuhan. Serpihan ledakan rudal, tanah dan batu terlempar kemana mana membuat bidikan pengoperasi senjata anti pesawat tersebut terganggu dan banyak dari mereka yang tewas. Serangan kedua tersebut ternyata lebih parah dan benar benar melemahkan Indonesia secara total. Kemudian serangan udara ketiga dengan menggunakan enam F-16 membuat pihak Indonesia kekurangan daya. Pada pukul 4.30 sore terpaksa semua mundur dan menempati pos pertahanan kedua sementara musuh merancang strategi baru untuk menjebol benteng kedua Indonesia.
Minggu, 1 Desember 2013 pukul 6.00 pagi. Semua pasukan telah bersiaga menunggu kedatangan musuh, senapan dalam genggaman, divisi tank dan artileri telah bersiap untuk memuntahkan pelurunya. Satuan radar mengetahui gerombolan pasukan yang terdiri dari divisi infantri dan kendaraan lapis baja, mendekat pada jarak 2000 meter tetapi tak terlihat adanya satuan tempur udara. Kemudian tiga jet tempur Sukhoi SU-27 dan tiga F-16 milik TNI memberikan serangan pertama, dan tiga jet tempur Sukhoi SU-27 dan tiga F-16 membombardir mereka pada serangan kedua. Lalu pada jarak 35 meter MLRS ASTROS II meluncurkan roketnya di berengi dengan tembakkan dari meriam Howitzer Caesar 155mm untuk melumpuhkan pasukan musuh, serangan tersebut membuat mereka kehilangan banyak tank dan kendaraan lapis baja lainnya yang membuat mereka lemah pada divisi artileri. Tank dan para prajurit pihak Indonesia mulai menyerbu mereka, pertarungan sengit kembali terjadi dimana semuanya bercampur menjadi satu dalam pertempuran tersebut. Lima helikopter MI-35 dan empat Kamov KA-52 kembali memberikan serangan udara, pihak musuh membalas dengan menerjunkan tujuh pesawat tempur F-16 untuk mengebom, tetapi dengan disiagakannya senjata penangkis serangan udara seperti Oerlikon Skyshield membuat mereka akan kehilangan pesawatnya.
Pilot memfokuskan dirinya untuk sasaran yang akan dibom sehingga tak menyadari senjata tersebut telah memuntahkan puluru, salah satu pilot menyadari rentetan peluru mengenai badan pasawatnya menyebabkan mesin terbakar dan akhirnya jet tersebut meledak di udara. Pilot lainnya bergegas untuk meninggalkan lokasi, tetapi mereka tak sadar bahwa senjata tersebut berada dekat di bawahnya, empat pesawat musuh berhasil di jatuhkan lainnya langsung berbalik kembali ke pangkalan. Tetapi gempuran dari keempat pesawat tersebut cukup membuat pertahanan Indonesia lemah, puluhan pos pertahanan yang telah dibangun hancur dan banyak pasukan penjaga yang mati. Ditambah lagi tank tank Indonesia banyak yang sudah tak bisa beroperasi lagi, setelah serangan udara mereka menembakkan 26 Howitzer yang membuat pihak Indonesia tambah tak berdaya lagi dalam menghadapi mereka, helikopter serbu yang kembali ke pangkalan untuk mengisi amunisi juga terlambat datang dan Kurangnya jet tempur yang memberikan serangan udara, sedangkan pihak musuh terus menerus memberikan dukungan udaranya. Hal itu membuat benteng pertahanan kedua Indonesia sudah tak kuat lagi untuk membendung serangan musuh, dengan ini Indonesia harus menelan kenyataan pahit.
Pukul 3.00 sore Jenderal Ahmad Sudirjo menelpon Bapak Presiden, “Pak, dengan menyesal dan rasa sedih saya mengabarkan kepada Bapak, bahwa Provinsi Kalimantan Barat telah menjadi peta hitam”. Bapak SBY dengan marah mengatakan “katakan kepada saya, apa penyebab Kalimantan jatuh ke tangan musuh? Apa yang anda butuhkan? Bantuan apa yang anda ininkan? Katakan saja kapada saya! Anda harus bisa memertahankan wilayah Kalimantan lainnya, buat pertahanan sekuat mungkin, perbanyak prajurit dan alat perang! Dan anda harus bertanggung jawab! Kalimantan Barat harus bisa kita rebut kembali!”. Sang Jendral dengan nada rendah menjawab “Bapak, semua data data dan informasi penyebab kalahnya kita ini sudah kami rangkum dan kami analisis. Saya menyarankan diadakannya rapat agar saya bisa memberitahukan kepada bapak dan atasan yang lain, dan agar kita dapat membentuk strategi baru.”. “Saya terima saran anda, nanti akan saya kirim jadwal rapatnya.”, “Baik pak, terimakasih.”
Satu jam kemudian Presiden menelpon, memberi kabar bahwa rapat akan dilaksanakan nanti malam pukul 10.00 Jendral Sudirjo bergegas untuk berangkat ke Jakarta. Menggunakan Pesawat Militer milik TNI AD ‘CASA C-212’ beliau berangkat menuju bandara Halim Perdana Kusuma. Pada saat rapat tengah dimulai Jendral Ahmad Sudirjo membeberkan analisisnya, “ini adalah rangkuman berdasarkan analisis kami dan pengakuan dari para prajurit di medan tempur, bahwa penyebab kekalahan kita di Kalimantan adalah pertama para prajurit yang berasal dari luar kurang ahli dalam pertempuran dalam hutan Kalimantan, mereka banyak yang terserang penyakit, dan senjata mereka banyak yang macet karena tak cocok dengan iklim di Indonesia. Kedua, para kru tank Leopard kita belum cukup mahir dalam mengoperasikan tank baru tersebut di dalam pertempuran nyata, tembakan mereka banyak yang meleset, serta manuver manuver mereka kurang mempan untuk menghindari serangan. Ketiga karena alutsista udara kita di perioritaskan untuk pertempuran front selatan jadi kita kekurangan bantuan serangan udara, dan kita tidak menggunakan pesawat pesawat tempur untuk mencegat pesawat mereka yang akan mengebom, tapi saya akui pertahanan udara kita sangat bagus karena kita kemarin berhasil menjatuhkan empat jet tempur mereka dari enam jet tempur yang mereka kerahkan dan yang dua lainnya takut dan tidak jadi untuk mengebom kita. Itulah beberapa hal penyebab kita tidak berhasil memenangkan pertempuran, silahkan disini yang mungkin ingin memberikan saran atau usulan agar kita bisa unggul dalam peperangan ini.”.
Presiden sendiri angkat bicara ”Menurut saya tentang para prajurit yang kurang ahli di medan perang tadi wajar, karena negara kondisi lingkungan di negara mereka berbeda dengan di Indonesia, usul saya mereka harus diberi pengenalan dan dilatih lagi. Senjata mereka juga harus diganti dengan senjata yang bisa di gunakan di Indonesia, kalau bisa senjata buatan lokal. Soal prajurit kita yang belum mahir untuk menggunakan Leopard, bagaimana kalau kita meminta kepada Rusia untuk mengirimkan tank tempur utama sekaligus personelnya? Karena saya rasa tank terbaru Rusia bisa digunakan di medan tempur seperti di Kalimantan. Dan kita tak mungkin meminta hal itu kepada Jerman, karena mereka hanya membantu kita dalam hal persenjataan saja. Saya juga akan menambahkan armada tempur udara agar dapat mengimbangi kekuatan udara mereka.”, “Saya setuju dengan Bapak Susilo, hal tersebut bisa dilakukan dan akan menjadi efektif!” kata seorang panglima angkatan darat Rusia Nikita Sergeyevich Kruschev. Itulah hasil dari rapat yang dilakukan oleh para petinggi militer semalam.
Itulah hasil dari pertempuran Kalimantan, bagaimana dengan pertempuran Ambalat?
Pada hari Senin, 2 Desember 2013 Pukul 5.15 pagi pertempuran masih berlangsung, walaupun di Kalimantan Indonesia kalah, tapi sepertinya di Ambalat Indonesia bisa unggul. Karena alutsista pihak Indonesia lebih banyak, begitupun juga strategi yang di buat oleh Laksamana Muda TNI Drs. Agung Pramono memang dapat membuat pihak musuh kehilangan harapan. Enam pesawat tempur Shenyang J-15 terbang dari kapal induk ‘Liaoning’ milik Cina untuk memberikan serangan udara dan itu merupakan serangan udara ke-14 oleh pihak Indonesia dari awal mulainya pertempuran. Dua kapal selam kelas Changbogo dan KRI Cakra kembali ke pangkalan utama IV yang berada di Banjarmasin untuk melakukan pembekalan ulang, serangan dua hari berturut turut tersebut membuat pihak musuh harus mengirim lagi beberapa kapal dan pesawat tempur karena banyak yang hancur. Kapal induk Inggris yang semulanya penuh dengan pesawat pesawat tempur kini menunggu kiriman pesawat lagi karena banyak pesawat yang di jatuhkan oleh pihak Indonesia selama pertempuran.
Pukul 1.23 siang tiga helikoper serang ‘WZ-10’ milik angkatan laut Cina terbang melakukan serangan udara, rudal di tembakkan untuk menghancurkan kapal kapal perusak. Terlihat sebuah kapal perusak milik angkatan laut Inggris hancur terkena tembakan, rudal mengenai lambung sebelah kanan pada saat kapal melaju kencang untuk melakukan pengejaran. Sebuah kapal perusak yang baru saja meluncurkan rudal menjadi target selanjutnya, sebuah rudal dari helikopter diluncurkan dan menghantam anjungan kapal. Alarm berbunyi, menunjukkan bahwa helikopter telah dikunci oleh rudal musuh, tak lama kemudian sebuah rudal meluncur dari sebuah kapal Fregat milik TLDM, pilot tersebut membawa helikopternya naik ke atas agar dapat terhindar dari hantaman rudal tersebut. Namun kecepatan helikopter tak sanggup digunakan untuk menghindari kejaran rudal hingga akhirnya helikopter tersebut terkena rudal di bagian rotor utama, helikopter lain memberikan serangan balasan kepada kapal tersebut. Rentetan tembakan dari senapan mesin tersebut membuat kapal mengalami kebakaran kecil di bagian tengah tempat peluncur rudal terletak, meriam utama kapal terlihat berputar dan membidik helikopter, tembakkan dilakukan sebanyak empat kali tetapi pilot berhasil menghindarinya.
Kapal cepat rudal milik TNI AL mendekati kapal tersebut untuk memberikan bantuan, kapal tersebut menembakkan meriam utama yang terletak di anjungan kapal sebanyak enam kali, sang juru mudi menjalankan kapalnya untuk mengejar, tembakkan balasan sebanyak empat kali mengenai bagian belakang kapal tetapi tak mengakibatkan kerusakan yang parah. Kejar kejaran antara kapal milik TNI AL dengan kapal milik TLDM membuat sang komandan mengatur siasat agar dapat memenangkan duel, sang Komandan memerintahkan untuk memutar balik kapal dan sang juru tembak diperintahkan untuk bersiap agar menembak pada saat kapal sudah berhadapan. Ketika kapal sudah berputar arah dan berhadapan dengan kapal milik TLDM lima peluru ditembakkan dan mengenai ruang kemudi kapal, sesaat setelah itu kapal milik TLDM tersebut terhenti, kapal TNI segera menjauh dan mencari posisi yang strategis untuk meluncurkan rudal. Dua buah rudal permukaan MBDA Exocet MM40 di tembakkan, satu berhasil di hancurkan oleh rudal perlindungan udara kapal tersebut, sedang rudal lainnya tepat mengenai buritan kapal yang membuat kapal meledak dan terbakar hebat.
Pukul 6.45 laut sudah gelap, kedua belah pihak mulai menghentikan serangan seakan saling mengerti keadaan, tahu jika ada satu peluru pun melayang akan mengakibatkan kedua belah pihak kembali bertempur yang akan menghabiskan banyak tenaga dan banyak lagi nyawa yang melayang. Kapal kapal baik pihak Indonesia atau pihak musuh hanya mondar mandir bersiaga, bahkan banyak pasukan yang memutuskan untuk tidur. Para atasan sengaja membiarkan mereka tidur karena mereka merasakan sendiri betapa melelahkannya pertempuran ini, dan mereka sudah tahu tidak akan ada kontak senjata malam ini, tetapi mereka tidak tahu kapan berakhirnya. Sesekali meneropong Letnan Kolonel Herry Setianegara beliau yang bertugas sebagai divisi pengintai salah satu kapal perang TNI AL melihat kapal induk musuh masih berdiri dengan kokoh, muncul keinginan untuk menenggelamkannya agar pertarungan dapat dengan cepat dimenangkan. Tetapi bukan sekarang, mungkin esok ketika pertempuran kembali berlanjut.
Selasa, 3 Desember 2013 pukul 4.45 pagi terlihat belasan kapal bergabung dengan armada musuh, kemudian tiga kapal selam kelas Kilo dan satu kapal selam kelas Cakra di tugaskan untuk menghancurkan belasan kapal tersebut karena dapat membuat musuh menjadi lebih kuat. Dengan perlahan keempat kapal selam tersebut mendekati wilayah musuh, target sudah terlihat di radar, torpedo sudah mengunci sasaran, alarm kapal berbunyi menandakan bahwa ada peluru kendali yang menguncinya. Kapal kapal tersebut langsung berpencar dan mencari keberadaan kapal kapal selam, keempat kapal selam tersebut meluncurkan torpedonya. Torpedo torpedo tersebut meluncur mengejar target, dan akhirnya empat kapal berhasil ditenggelamkan. Musuh mengirimkan kapal selamnya untuk memberikan perlawanan, terdeteksi di radar ada dua kapal selam musuh mendekat, dua kapal selam Kilo berpisah untuk menghadang dua kapal selam musuh tersebut. Setelah diketahui kedua kapal selam musuh tersebut adalah kapal selam kelas Astute, sebuah kapal selam nuklir milik Inggris. Para kru awalnya kelihatan tak percaya diri untuk menghadapi kapal tersebut, tetapi setelah Komandan mereka meyakinkan bahwa ini adalah tugas negara dan untuk Indonesia tercinta, semangat juang mereka tumbuh kembali.
Pertempuan sengit antara kapal selam kelas Kilo buatan Russia VS kapal selam kelas Astute milik Inggris, kedua kapal selam Kilo menggiring kapal selam musuh tersebut ke wilayah laut Malaysia agar jika kapal selam tersebut meledak terkena serangan, radiasi nulkirnya tidak mencemari laut Indonesia. Setelah cukup jauh menyelam ke wilayah Malaysia salah satu kapal kelas Kilo telah dikunci, torpedo sudah diluncurkan, alarm berbunyi cepat mengetahui torpedo sudah semakin dekat. Kapal dibelokkan ke kanan untuk mengecoh torpedo, kemudian kapal menyelam lebih dalam lagi, torpedo mendekat dari arah kanan kapal juru mudi langsung membawa kapalnya naik dan torpedo tersebut melesat melewati bawah kapal, sementara itu kapal Kilo lainnya membalas tembakkan dua torpedo yang ditujukan untuk menghancurkan salah satu kapal yang sudah dikunci tersebut.
Kapal menghindari torpedo dengan membawa kapalnya mundur, satu torpedo meluncur melewati depan kapal berhasil dihindari, torpedo kedua mendekat dari samping kapal dan terlalu sedikit waktu yang tersisa untuk mereka menghindar tidak cukup akhirnya rudal menghantam kapal, kapal meledak dasyat dan membuat para personel kapal selam Kilo bersemangat untuk meghancurkan kapal lainnya. Kedua kapal Kilo tersebut mengejar kapal selam Inggris yang berusaha untuk melarikan diri dari pertempuran, dua torpedo diluncurkan kapal selam tersebut berbelok tajam kiri, satu torpedo lolos torpedo kedua menghantamnya dari samping mengenai lambung depan akhirnya kapal tersebut meledak. Dua kapal selam nuklir Inggris berhasil dihancurkan oleh Indonesia, mendengar berita ini semangat para prajurit berkobar, termasuk Laksamana Muda TNI Drs. Agung Pramono yang merasa bangga, kemudian beliau memerintahkan Laksamana Xu Hongmeng yang bertugas sebagai Komandan di kapal induk Cina untuk mengirimkan lagi sembilan pesawat tempur J-15 untuk menghancurkan kapal kapal musuh yang berukuran besar.
Pukul 3.00 sore kesembilan pesawat tempur tersebut sudah take off dari landasan kapal induk, dilihatnya sebuah kapal perang musuh yang berukuran jumbo, tanpa basa basi dua bom berpemandu laser ‘LT 2’ diluncurkan, bom mengenai sasaran dan meledak, kapal hancur terbakar. Sementara pesawat terbang mencari target lain sembilan pesawat tempur Eurofighter Typhoon T1 milik AL Kerajaan Inggris datang untuk memberi perlindungan udara, pilot J-15 tak mengetahui kedatangan kesembilan pesawat tersebut karena sistem stealth atau siluman yang dimilikinya membuat radar pesawat atau radar dari kapal induk yang mengkomando tak bisa mendeteksi. Melihat dari radar Typhoon jet jet tempur Cina yang berseliweran tersebut sang pilot langsung mengejarnya, dengan kaget pilot J-15 mengetahui ada pesawat musuh dibelakangnya, ‘’sebuah pesawat asing berada dibelakangku, radar pesawat tak bisa mendeteksi pesawat tersebut!” sang pilot menghubungi kapal induk dengan menggunakan bahasa mandarin.”Radar Liaoning tak menangkap pergerakan pesawat musuh, kami akan berusaha untuk mengetahuinya!” jawab Lasamana Xu. Terjadilah duel udara J-15 Cina VS Eurofighter Typhoon T1 Inggris.
Posisi Typhoon yang berada dibelakang J-15 menjadi posisi yang strategis untuk penyerangan. Senjata 1 X 27mm Mauser BK-27 Revolver meriam dengan 150 putaran ditembakkan, pilot J-15 menghindarinya dengan mengguling-gulingkan pesawatnya di udara dan menaikkan ketinggian pesawat, pilot Typhoon mengejarnya, meriam ditembakkan lagi ke pesawat musuh. Untuk kali kedua pilot berhasil menghindari, pilot kemudian memutar arah pesawat dan memposisikannya di belakang Typhoon, pilot kaget melihat dengan lincahnya pesawat bermanuver menuju belakang pasawat. Pilot J-15 membalas tembakkan dengan dengan meriam GSh-30-1 peluru dimuntahkan dan mengenai sayap kanan utama pesawat tetapi tak menimbulkan kerusakan yang berarti, rudal PL-12 ditembakkan, pesawat berbelok tajam ke kiri, rudal masih mengejar pesawat, senjata pengecoh ditembakkan dan pesawat lolos dari kejaran rudal, pilot Typhoon menempatkan pesawatnya di belakang J-15. Rudal AIM-120 AMRAAM memburu J-15, pilot berbelok tajam ke kanan berputar membentuk setengah lingkaran kemudian terbang ke atas, rudal lolos melewati bawah pesawat.
Pesawat Typhoon kembali diposisikan diri di belakang J-15, dua rudal AIM-120 AMRAAM ditembakkan, J-15 menukik ke atas rudal melesat menjauh, rudal lain masih mengejarnya sang pilot mensejajarkan kembali pesawatnya, rudal sudah mendekat dari belakang, senjata pengecoh dilepaskan dan rudal berhasil dihancurkan. Pilot J-15 memutar balik pesawat, sang Typhoon menekat dari arah depan dan menjadikannya adu banteng. Pilot menembakkan meriam GSh-30-1 dan mengenai kaca kokpit, pilot tertembak tepat dikepala dan pesawat canggih hasil kerjasama negara negara Eropa tersebut meledak setelah jatuh menghantam air. Pertempuran dimenangkan oleh pilot Shenyang J-15, Laksamana Xin menghubungi semua awak pesawat yang melakukan operasi, “Kami berhasil mengidentifikasi pesawat musuh, itu adalah Eurofighter Typhoon pesawat generasi ke-4.5 milik armada laut Inggris, Yuzhao! (perwira angkatan udara yang saat itu memimpin misi) laporkan keadaan!”.”Kami berhasil menjatuhkan dua pesawat musuh pak! sedangkan tiga lainnya kembali ke hangar kapal, empat pesawat masih kami buru!”.
Pukul 8.00 malam, empat hari sudah pertempuran berlangsung. Belum ada kemenangan dari kedua pihak, pada malam itu sebuah operasi baru akan dilaksanakan. Pasukan Kopaska yang akan melaksanakannya, tujuan dari operasi itu adalah menyabotase kapal kapal perang musuh agar dapat dengan mudah dihancurkan tanpa adanya serangan balasan, dan membuat sebuah wilayah kosong. Pasukan khusus TNI Angkatan Laut yang mempunyai semboyan ‘’Tan Hana Wighna Tan Sirna’’ yang berarti ‘Tak Ada Rintangan Yang Tak Dapat Diatasi’ akan melaksanakan operasi dengan nama ‘Operasi Nemora’. Pertama pasukan akan dikirim dengan menggunakan perahu karet pada lokasi penerjunan yang telah ditentukan yang bernama ‘Nemora Satu’, setelah itu seluruh pasukan akan berenang ke wilayah musuh yang berjarak 600 meter dari Nemora Satu. Pasukan yang terdiri dari 30 orang tersebut akan dibagi menjadi enam kelompok masing-masing kelompok terdiri dari lima orang, setiap kelompok sudah ditentukan anggotanya dan juga tergetnya, setelah masing-masing kelompok berenang dan memasuki perairan musuh mereka langsung menyusup masuk ke kapal yang telah ditargetkan dengan tangan kosong dalam waktu 20 menit.
Melumpuhkan petugas penjaga kemudian menyabotase kapal dengan cara merusak meriam kapal, sistem peluru kendali dan juga senjata anti serangan udara. setelah tugas pertama tersebut selesai kemudian tugas kedua yaitu membuang semua amunisi yang dimiliki, jadi kapal benar benar dibuat lumpuh. Setelah tugas kedua selesai, masing-masing kelompok menuju ke kapal lain yang mana masing-masing kelompok memiliki tiga target kapal. Setelah semua tugas selesai dilanjutkan dengan tugas ketiga yaitu berenang kembali ke Nemora Satu tapa membuat musuh merasa curiga. Sebagai catatan, tidak ada komunikasi antara mereka dengan pusat. Komunikasi antar anggota hanya dengan menggunakan isyarat. Setelah sampai ke Nemora Satu dan seluruh pasukan telah berkumpul, salah satu dari mereka memakai topi berwarna putih yang telah diberikan sebelumnya sebagai tanda pasukan siap untuk dijemput.
Pukul 10.45 malam operasi selesai, seluruh pasukan telah kembali. Operasi yang memakan waktu 165 menit tersebut berhasil melucuti 18 kapal yaitu 12 kapal perang jelajah dan 6 kapal perang perusak, empat pesawat tanpa awak ‘Heron’ milik TNI diterbangkan dari kapal induk Liaoning untuk menghancurkan 18 kapal tersebut, tanpa terdeteksi kapal target, pesawat meluncurkan rudal rudal yang dibondong. Serangan UAV tersebut membuat pihak musuh menyiapkan segala senjata perlindungan udaranya untuk menembak jatuh. “radar CIWS berhasil menangkap target, menunggu perintah tembak dari anda pak!’’, lapor seorang tentara yang bertugas di CWIS Local Control Panel kepada Komandan. “Tembak!” kata sang Komandan tersebut, “CIWS ditembakkan!”. “UAV masih berjalan menuju kita! aku perintahkan kau untuk menembak!”. “CIWS tak berfungsi pak”, tiba tiba rudal menghantam anjungan. “pak bagian depan kapal tertembak rudal” kata seorang tentara yang bertugas di kemudi kapal, “pak kapal oleng, sepertinya lambung kapal pecah!” katanya lagi. “kenapa semua senjata tak berfungsi? Buat manuver menghindar!”. “pak, kapal telah disabotase, saya melihat senjata senjata kita telah dirusak, saya memeritahkan prajurit lain untuk menemukan bukti-bukti. Tetapi hasilnya nihil, mereka bekerja sangat bersih pak. Tak ada satupun senjata di kapal ini yang dapat digunakan, kapal lain juga tidak menembak karena mungkin juga menjadi korban sabotase ini, saya sarankan kita harus segera meninggalkan kapal!” kata prajurit yang berpangkat kapten tersebut. Seluruh kapal yang terkena ledakan rudal tersebut langsung terbakar juga sebagian besar tenggelam dan para awak segera diperintahkan untuk meninggalkan kapal.
Keempat UAV tersebut kembali ke kapal induk untuk pengisian kembali rudal, setelah semua terisi pesawat kembali lepas landas untuk melakukan serangan berikutnya. Dalam waktu tiga jam, pesawat tanpa awak buatan Israel tersebut berhasil membuat ke-18 kapal perang musuh menjadi rongsokan, dan juga membuat adanya kekosongan wilayah.
Pukul 12.00 malam TNI kembali merancang sebuah operasi baru, sebuah operasi yang diberi nama ‘Operasi Pasukan Nemora Dua’ yaitu dengan tujuan untuk menghancurkan kapal induk milik armada laut Inggris yang berada di perairan Laut Sulawesi, dengan memanfaatkan adanya wilayah yang kosong tersebut untuk dilalui oleh pasukan, kali ini yang melakukan adalah empat orang anggota Kopassus. Pada pukul 12.30 keempat anggota mulai dikirim menggunakan sebuah perahu karet menuju titik lokasi penerjunan yang diberi nama ‘Nemora Dua’, setelah sampai di Nemora Dua perahu pengantar kembali dan pasukan berenang menuju kapal induk yang berjarak kurang lebih 1km. Setelah menghampiri kapal induk, pasukan berusaha untuk menaiki kapal lewat rantai jangkar. Setelah berhasil sampai di dek, melihat dua tentara kerajaan Inggris yang sedang berdiri di pinggir landasan pacu dengan mengendap endap salah satu pasukan Kopassus menghampiri dan melumpuhkan kedua tentara tersebut. Kemudian mereka masuk kedalam ruangan kapal, kerena mereka tak tahu seluk beluk tentang kapal tersebut termasuk denah kapal, mereka agak kesulitan dalam menjalankan misi. Salah satu dari mereka ditugaskan untuk menghafal jalur-jalur yang telah dilewati, mereka menemukan tangga yang menuntun mereka untuk turun menuju ruangan bawah. Salah satu Kopassus turun dan melihat keamanan lokasi, setelah melihat tidak ada seorang pun disana maka dia mengatakan ‘Oke’, setelah berjalan dengan penuh waspada melewati lorong kapal ada perempatan lorong yang tidak terdapat denah penunjuk.
Salah satu Kopassus maju untuk mengetahui kemana lorong-lorong tersebut menuju, menengok lorong sebelah kiri menuju ke kamar kecil, menengok lorong kanan menuju barak kapal maka mereka memilih lorong yang ada di depan meskipun pintu di lorong tersebut tertutup. Kemudian salah satu dari mereka dengan perlahan membukanya, belum terbuka lebar terlihat dua tentara yang sedang berdiri siaga menjaga lorong tersebut. ‘’saya melihat ada dua orang tentara yang sedang bersiaga!’’ ucapnya. ‘’kita lumpuhkan’’ kata yang anggota lain, ‘’Oke. Dari kalian siapa yang akan masuk?’’ kata pemimpin pasukan. ‘‘Saya yang akan masuk!’’ kata salah satu dari mereka. ‘’Baik. Anda masuk anda akan ditodong senjata kemudian anda angkat tangan dan saya akan keluar dari pintu ini dan menghabisi pasukan yang berada di sebelah kanan dengan melemparkan pisau, kemudian giliran anda untuk untuk menghabisi pasukan yang berada di kiri Mengerti?’’, ’’Baik, mengerti pak!’’.
Kemudian anggota Kopassus tersebut membuka pintu dan masuk, kedua penjaga tersebut kaget dan menodongkan senjata ke arahnya, dengan berjalan biasa dan dengan raut wajah yang tak menunjukan rasa takut ataupun tegang sama sekali dia berjalan mendekat. ‘Diam ditempat dan angkat kedua tanganmu! Siapa kau?’’ teriak kedua penjaga tersebut. Sebenarnya pakaian berwarna hitam yang digunakan saat itu membuat kedua pasukan tersebut takut, terlihat ketika keduanya membentak dengan penasaran ingin segera tahu. Mungkin mereka ingat cerita tentang pasukan elit Indonesia yang berhasil memukul mundur pasukan terbaik Inggris di Kalimantan waktu Konfrontasi antara Indonesia dengan Malaysia dulu, sampai-sampai mereka membuat berita bohong yang mengatakan mereka berhasil membunuh 300 pasukan elit Indonesia. Dengan tenang anggota Kopassus tersebut mengangkat kedua tangannya, dan pemimpin dari pasukan misi tersebut muncul dari balik pintu dan melemparkan pisaunya tepat ka arah wajah tentara Inggris tersebut hingga akhirnya tewas berlumuran darah. Anggota Kopassus yang menjadi umpan tadi langsung melompat menendangkan kedua kakinya ke dada tentara Inggris hingga terpental dan terjatuh, senapan yang dipegangnya terjatuh. Lalu pisau yang menancap di wajah temannya dicabut oleh anggota Kopassus tersebut dan ditusukkan di dadanya, tentara tersebut tewas bersimbah darah.
Setelah cukup lama menelusuri ruangan kapal, ahirnya mereka menemukan tempat yang dimaksud, yaitu gudang penyimpanan senjata. Mereka melihat ada empat penjaga yang dua duduk di kursi yang lainnya berdiri, kemudian mereka kembali berunding merencanakan penyerangan. Komandan pasukan maju dengan gagahnya menghampiri mereka, dengan kaget mereka menodongkan senapannya. ‘’Tahan disana! Siapa kau? Bagaimana kau bisa masuk? Kalian prajuritku, tahan dia!’’ kata pemimpin mereka. Dengan kedua tangan diatas Komandan tersebut di dekati dua penjaga untuk memborgolnya, tiba-tiba secepat kilat sang Komandan menurunkan tangannya dan memasukkannya kedalam saku samping celana, lalu sebuah pisau tergenggam di kedua tangannya dan ditusukkan ke perut kedua penjaga yang mendekat tersebut, Kemudian mencabutnya lagi dan melemparkannya hingga menancap tepat di jantung kedua penjaga lainnya. “aman!” katanya, pintu akses ke gudang senjata berhasil dibuka dan seluruh pasukan masuk kecuali satu untuk berjaga. Seorang pasukan menurunkan tasnya, bom seberat 21kg dikeluarkan dari dalam tas dan ditaruh di tengah-tengah amunisi kapal yang siap pakai, setelah selesai mereka keluar dan memasukkan keempat mayat tentara tadi kedalam gudang senjata dan menguncinya dari luar. Misi selesai mereka menuju pintu keluar menelusuri lorong-lorong yang telah mereka lewati, setelah keluar mereka melompat ke laut dan berenang menuju ke Nemora Dua.
Setelah sampai mereka menggunakan topi putih dikepalanya agar pihak Indonesia tahu mereka semua sudah siap dijemput. Setelah kembali ke kapal Komando mereka melaporkan hasil tugasnya kepada Laksamana Muda TNI Drs. Agung Pramono, bahwa misi telah selesai dengan presentase keberhasilan 100 persen. Semua yang ada di kapal tersebut menyambutnya dengan tepuk tangan dan sanjungan kepada keempat anggota Kopassus tersebut, Drs. Agung kemudian memanggil asistennya untuk mengambilkan detonator bom. Semua awak kapal diajak berhitung mundur bareng menuju hancurnya kapal induk kenbanggaan Inggris tersebut, selesai mengitung bareng mulai dari lima Drs. Agung menekan tombol untuk meledakkan bom tersebut, kapal meledak dasyat dan terbelah menjadi dua sampai-sampai pesawat dan helikopter yang berada di hangar terlempar ke segala penjuru arah. Seorang kru sebuah media yang sedang meliput berita siaran langsung di kapal sipil yang berada di dekat kapal komando tersebut merasa tak percaya terhadap apa yang telah dilihatnya tersebut, sebuah kapal induk raksasa dan segala isinya hancur berkeping keping. Dengan antusiasnya awak media tersebut ingin naik ke kapal Komando dan ingin melakukan wawancara kapada Drs. Agung Pramono, namun ditolak karena keadaan masih tegang dan serangan balasan tak terduga bisa saja terjadi.
Pukul 3.00 pagi mereka memutuskan untuk mundur karena tak sanggu lagi untuk melakukan invasi ke laut musuh, hilangnya kapal induk dan jajaran kapal serang strategis mereka juga banyak yang hancur tentu membuat kekuatan antara kedua pihak tidaklah imbang. Mereka mulai meninggakan lokasi, bapak Presiden yang mengetahui kabar ini merasa senang.
Kita balik lagi ke peperangan di front Selatan!
Rabu, 4 Desember 2013. Strategi sudah mantap prajurit dalam keadaan siap, Letjen Gerhaan Lantara yang saat itu memegang komando penyerangan darat menunggu perintah menyerang dari Jendral Besar, sementara untuk dukungan artileri laut masih dipegang oleh Laksamana Madya Yayan Sofyan. Serangan kali ini untuk menghancurkan pertahanan Australia yang berada di kota Darwin sebagai pintu gerbang untuk masuk dan menguasai wilayah Australia Utara, juga terdapat pangkalan milik Amerika di Darwin yang menjadi sumber kekuatan utama tentara di kota Darwin.
Pukul 8.00 pagi Jendral Besar memberi perintah untuk melaksanakan penyerangan, tembakan dari kapal perang yang menjadi pembuka penyerangan. Dengan target pangkalan militer milik Amerika, puluhan peluru dan rudal-rudal di tembakkan dari satuan kapal perang. Pihak Amerika membalas dengan menembakkan rudal-rudal anti kapal dan berhasil menenggelamkan tiga buah kapal perang, dilanjutkan dengan serangan udara pihak Rusia dengan menggunakan enam pesawat Sukhoi SU-30. Dan berhasil menghancurkan gudang-gudang senjata dan barisan tank dan kendaraan angkut personel yang siap untuk dikirim. Dengan serangan dari laut dan udara tersebut berhasil membuat pangkalan militer Amerika hancur dan terancam tak bisa memberikan bantuan untuk pertempuran di Darwin. Angkatan darat mulai diterjunkan untuk menyerbu kota Darwin, Saat itu hanya tentara angkatan darat Rusia dan Indonesia yang terjun sementara yang lainnya hanya memberikan serangan dari laut, puluhan tank dan ratusan infanteri di kirim untuk menghancurkan pertahanan.
Pesawat-pesawat tempur kembali diterbangkan untuk mengebom gedung-gedung yang kemungkina besar digunakan untuk melakukan perlawanan dan untuk meluncurkan rudal-rudal penghancur tank mereka, puluhan bunker yang tersebar di kota berhasil dihancurkan dengan senjata penembus banker dan tembakkan artileri dari tank. perlahan pasukan musuh mulai lemah, satu demi satu benteng pertahanan mereka berhasil dihancurkan. Langkah demi langkah mereka mundur meninggalkan wilayah yang mereka pertahankan, ini karena satuan tempur infateri pihak Indonesia terdiri dari beberapa negara yang mahir dalam pertempuran kota dan didukung oleh artileri penggempur seperti tank, MLRS, howitzer dan kendaraan angkut seperti panser untuk menunjang mobilitas pasukan. Sementara dukungan infanteri pihak musuh seperti tank yang disiapkan di pangkalan milik Amerika sudah hancur dalam serangan udara karena mereka salah hitungan dalam penempatan, dan senjata penangkis serangan udara seperti rudal-rudal patriot yang tak berhasil menembak jatuh pesawat Sukhoi SU-30 milik AL Rusia tersebut. Dan untuk mengirim bantuan artileri dari pusat membutuhkan waktu yang lama, belum lagi serangan udara yang akan menghancurkan konvoi tersebut. Dalam waktu empat hari kota Darwin dan kota sekitarnya jatuh ke tangan musuh, pihak Indonesia memenangkan pertempuran, dan kota-kota yang berada dekatnya yang akan menjadi target selanjutnya. Pasukan pihak Australia mundur dan membuat pertahanan di kota Wyhnama, disana terdapat teluk Yosef Bonaparte dan pihak Indonesia mengirim kapal kapal perangnya kesana untuk melakukan serangan dari laut. Pasukan darat sudah mulai mendekati kota yang menjadi target selanjutnya, tembakan howitzer menandakan pertempuran dimulai tank-tank mulai berjalan di depan menembaki gedung-gedung yang menjadi tempat peluncuran rudal penghancur tank dan sarang sniper. Pasukan infanteri Rusia dengan senjata penembus bunkernya menghancurkan bunker-bunker pertahanan musuh, tank-tank yang sudah musuh persiapkan disebar di kota untuk memburu pasukan Indonesia, duel antar tank milik Indonesia dengan tank milik Australia sering terjadi meskipun pihak Indonesia belum berpengalaman menggunakan tank Leopard 2A4 yang tergolong baru bagi TNI untuk melakukan perang kota, tetapi banyaknya pasukan infanteri TNI yang membawa senjata anti tank C90-CR, membuat setiap ada tank Indonesia yang terlibat duel pasukan yang membawa senjata tersebut datang untuk membantu. Hari kedua perang di kota Wyhnama pihak Indonesia belum bisa menguasai kota, pihak musuh yang hampir kehilangan kekuatan kembali mendapat bantuan, ratusan personel dikirim untuk membantu pertempuran.
Meskipun pihak Indonesia lebih unggul jumlah personel dan persenjataannya namun lama kelamaan juga berkurang melihat kuatnya gempuran dan dari pihak musuh. Jet-jet tempur TNI AU kembali melakukan aksi, karena banyak pesawat tempur miltiperan Indonesia yang difokuskan untuk persiapan merebutkan Kalimantan Barat, maka EMB 314 Super Tucano yang akan digunakan, pesawat tersebut sudah dititipkan di kapal induk Rusia yang mempunyai landasan panjang tersebut, sehingga EMB 314 dapat diterbangkan dari kapal induk. Misi yang akan dijalankan adalah menyerang konvoi pasukan angkatan darat Australia yang melintasi gurun Tanami, pasukan harus ekstra berhati hati karena dari informasi Intelijen yang didapat, konvoi tersebut terdiri dari puluhan kendaraan angkut personel, puluhan tank dan satuan anti serangan udara. Dimana satuan anti serangan udara tersebut berada di posisi terdepan, dan agar serangan berhasil menghancurkan konvoi musuh maka kan dilakukan dari dua arah yaitu dari arah epan dan samping, dari arah depan difokuskan untuk menghancurkan satuan anti pesawat dan dari arah samping untuk menghancurkan tank dan kendaraan angkut pesonel. Lima pesawat dalam perjalanan untuk penyerangan, melihat dari radar lima pesawat musuh mendekat rudal-rudal anti pesawat disiapkan, kemudian melihat tiga pesawat memisahkan diri dari formasi membuat mereka bingung.
Setelah diketahui pesawat tersebut adalah EMB 314 Buatan Brazil mereka mengira itu adalah pesawat milik Amerika yang akan melakukan pengawalan udara mengingat Amerika juga mengoperasikan pesawat tersebut. Dari arah depan kedua pesawat tersebut mengurangi kecepatan, pihak Komando dalam konvoi mencoba untuk menghubungi pilot. “kregg….saya Komandan dari Konvoi militer Angkatan Darat Australia meminta kalian untuk memperkenalkan diri dan memberitahu tujuan kedatangan kalian, ganti! Kregg….” ucap Komandan tersebut menggunakan bahasa Inggris, tak ada jawaban dari para pilot Komandan tersebut mencoba untuk menghubunginya lagi. “Kregg…. Saya perintahkan kalian untuk mempekenalkan diri atau kami akan menembak jatuh kalian, ganti! Kregg….”, tak lama kemudian tiga pesawat muncul dari samping dan menjatuhkan bom-bom tepat diantara mereka, kemudian pilot menjawab panggilan radio tadi dengan mengatakan dengan santai “Kami dari Indonesia, ganti…!”.
Komandan tersebut langsung meneriaki pasukannya, “tembak mereka! tembak mereka!”, dua pesawat dari arah depan melesat dengan kecepatan tinggi mengebom satuan anti serangan pesawat yang masih berada di depan. Konvoi tersebut berasil dihancurkan, pesawat langsung kembali ke kapal induk dan mereka yang tersisa kembali dan tak jadi untuk melanjutkan perjalanan. Karena serangan tersebut pasukan yang berada Wyhnama tidak mendapat bantuan, dan hal ini membuat pihak Indonesia semakin percaya diri akan keberhasilan mereka dalam merebut kota tersebut dalam waktu dekat. Gempuran dari kapal laut juga membuat mereka perlahan mulai meninggalkan wilayah wilayah yang mereka pertahankan, semua target yang berada di kota tersebut berada dalam jangkauan senjata kapal. Di hari kelima kota Wyhana jatuh ke tangan Indonesia, pihak Australia menarik mundur pasukannya karena tak mungkin memenangkan perang dan menempatkan pasukannya di kota Dalywaters untuk mencegah pasukan pihak Indonesia menguasai gurun Tanami. Saat ini pasukan pihak Indonesia sedang menunggu kedatangan prajurit dan alat tempur tambahan untuk melanjutkan peperangan.
Jumat, 13 Desember 2013 pukul 10.00 pagi pendaratan amfibi Indonesia dengan mengirimkan 490 tentara Angkaan Darat Indonesia dan 170 tentara Angkatan Darat Rusia, serta 11 tank Leopard 2A4, 16 panser APS-3 Anoa dan Panser Tarantula 6×6. Misi pertempuran kali ini untuk menguasai Gurun Tanami yang akan digunakan untuk pangkalan sekaligus sebagai pertahanan terdepan pihak pasukan Indonesia, pukul 02.00 siang pertempuran dimulai, pasukan Indonesia menggunakan tiga peluncur roket ASTROS II MK6 dan lima Howitzer Caesar 155mm untuk menggempur basis-basis pertahanan musuh. Tiga EMB 314 Super Tucano kembali mengudara untuk menggempur pasukan-pasukan yang berada di dalam gedung, dalam waktu dua jam ketiga Super Tucano tersebut dapat melakukan tiga kali pengeboman. Pukul 5.00 sore pasukan Indonesia mulai menyerbu masuk ke kota Dalywaters, kontak senjata langsung terjadi di antara dua belah pihak, divisi tank berada di depan menghancurkan benteng-benteng yang terbuat dari kantung pasir di beberapa persimpangan jalan.
Helikopter serbu AH-1 Cobra milik tentara AS di terjunkan untuk memburu pasukan infanteri dan menghancurkan tank-tank pihak Indonesia, Komandan harus memutar otak untuk mengatasi serangan helikopter tersebut, apalagi hanya rudal panggul milik AD Rusia yang dibawa untuk melakukan perlawanan dari serangan udara musuh. Komandan memerintahkan semua angkatan darat Rusia yang menggotong rudal panggul untuk tidak terlibat kontak senjata dan menyebar untuk menembak jatuh semua alat tempur terbang musuh, pukul 10.00 malam pertempuran masih berlangsung. Keadaan yang gelap menuntut prajurit untuk ekstra hati-hati, teropong night vision yang digunakan sudah cukup untuk melihat di tempat-tempat gelap yang terkendara penerangan meskipun sebagaian kota terdapat lampu-lampu jalanan atau bangunan yang masih menyala. Hingga pukul 04.00 pagi pihak Indonesia baru bisa menguasai seperempat kota, perlawanan kedua pihak sama-sama kuat membuat Jendral harus merancang strategi baru agar dapat dengan mudah menaklukan musuh dengan meminimalisir kerugian dan korban jiwa dan juga dapat mempersingkat waktu.
Pukul 5.00 pagi serangan pesawat tak berawak dimulai, dengan menggunakan dua UAV Heron dan satu UAV Puna Wulung. Puna Wulung diterbangkan untuk mengintai daerah kekuasaan musuh untuk megetahui aktifitas dan tempat-tempat vital mereka, setelah terbang di wilayah udara musuh selama satu jam. Sebuah obyek yang diduga sebagai tempat menyimpan amunisi dan satu lagi sebagai tempat penyimpanan air bersih menjadi target serangan, satu Heron digunakan untuk menggempur satu obyek. Setelah UAV tersebut terbang mendekati sasaran, dua buah rudal serang udara ke darat diluncurkan setelah target berhasil di kunci oleh seorang pengendali jarak jauh, kedua rudal berhasil jatuh tepat mengenai target yaitu tempat penyimpanan amunisi, karena serangan tersebut gudang meledak dan menghanguskan pasokan amunisi mereka. UAV yang lain menarget sebuah tempat yang digunakan musuh untuk menyimpan air bersih untuk keperluan sehari hari mereka, dua rudal diluncurkan dan berhasil meledakkan tempat tersebut. Seorang prajurit yang melihat pergerakan UAV tersebut mengambil sebuah roket panggul untuk menjatuhkan UAV tersebut, roket meluncur tetapi gagal menembak sasaran karena panas UAV tersebut kurang membuat roket dapat untuk mengejarnya. Lalu seorang tentara lain yang berada di pos penjagaan membidikan senapan M16 dengan kaliber 5.56mm nya kearah pesawat tersebut, rentetan tembakan mengenai badan pesawat, peluru menancap di mesin dan pesawat meledak di udara. Tunggal satu UAV serang, TNI memanfaatkannya untuk menyerang lokasi pasokan listrik tentara musuh, serangan kedua ini berhasil meledakkan tempat-tempat kebel listrik mereka dan juga berhasil membawa kembali UAV. Dengan hancurnya gudang amunisi, tempat persediaan air bersih dan ketiadaan pasokan listrik membuat tentara musuh lemah, jika baku tembak mereka hanya akan bertahan selama tiga jam tanpa bisa menyerang balik, rasa dehidrasi mereka akan membuat mereka kehilangan konsentrasi dan tenaga.
Pukul 8.00 pagi penyerbuan besar besaran atas wilayah kota yang dikusai musuh dimulai, dengan melibatkan ratusan personel infateri, puluhan tank, MLRS, dan serangan udara. Empat MLRS menembakkan roket roket ke pos pos pertahanan musuh, tiga pesawat EMB 314 Super Tucano mengebom gedung gedung yang digunakan sebagai tempat pertahanan, tank tank dan infanteri mulai masuk menembaki musuh yang mencoba untuk mempertahankan kota. Meskipun tank-tank dan kendaraan bantuan tembakan milik musuh dikerahkan tetapi serbuan tersebut benar-benar membuat mereka terpojok, Komandan tank lebih memilih bertahan dan mundur dari pada maju dan menyerang. Karena gudang amunisi sudah hancur dan kiriman amunisi dari pusat yang terlambat membuat banyak dari prajurit mereka baik dari pihak Australia, Amerika maupun Selandia Baru banyak yang tertawan karena pada saat baku tembak jarak dekat, senjata yang mereka gunakan kehabisan amunisi dan masing-masing prajurit hanya membawa satu hingga dua magazin saja. Dari penyerangan tersebut pihak Indonesia berhasi memberi pukulan dasyat kepada musuh, keberhailan ini tentu tak lepas dari bantuan Rusia dengan mengirim tentara angkatan daratnya untuk ikut bertempur. Meskipun pihak Australia kekurangan daya untuk melawan tetapi Komando memerintahkan mereka untuk sebisa mungkin bertahan dan menyelamatkan Kota dari rebutan Indonesia sambil menunggu kiriman amunisi datang. Penyerbuan yang berlangsung selama empat hari tersebut berlangsung sengit dan membuat kota hancur hampir rata dengan tanah akibat gempuran dari senjata-senjata berat dan bom dari pesawat tempur.
Dihari kedelapan pukul 1.00 siang Indonesia berhasil menduduki Kota, sekaligus mengambil alih Gurun Tanami untuk dijadikan pangkalan. Pasokan amunisi yang diberikan tidak cukup membawa mereka ke pertempuran dihari kelima, sementara dari pihak Indonesia hampir setiap hari pesawat kargo datang untuk memasok amunisi dan persenjataan.
Menderita kekalahan ini Australia mengirim satu skuadron atau 16 pesawat tempur F-35 untuk mengebom Kupang dan pangkalan utama VII TNI AL yang berada di Nusa Tenggara Timur, radar TNI berhasil menangkap gerombolan 16 burung besi tersebut. TNI AU meminta bantuan kepada Rusia untuk mengirim jet tempurnya untuk membantu mencegat atau menjatuhkan ke-16 pesawat tersebut yang kebetulan kapal induk Rusia berada dekat dengan NTT, empat pesawat Sukhoi SU-30 TNI AU dan sembilan pesawat Sukhoi SU-35 Rusia diterbangkan dan membentuk satu pasukan tempur. Mengetahui 13 pesawat pihak Indonesia tersebut datang untuk mencegat, pemimpin pasukan F-35 tersebut membuat perintah agar empat pesawat lain menyebar dan berusaha menghindari kontak senjata untuk mengebom kota Kupang, sementara pesawat yang lain akan melakukan perlawanan dan pesawat yang berhasil lolos dari cegatan akan langsung melakukan pengeboman di pangkalan utama VII.
Perintah telah diberikan, keempat pesawat yang telah diperitahkan telah memisahkan diri dari pasukan dan perang udara terjadi antara F-35 yang melakukan perlawanan dengan Sukhoi pihak Indonesia. Pesawat baik dari Indonesia maupun pihak musuh saling menemmbak dan mengunci, sementara pihak Indonesia mengetahui empat pesawat F-35 mendekat, tiga Oerlikon Skyshield yang telah di tempatkan di kota Kupang tersebut disiapkan untuk menembak jatuh keempat pesawat tersebut. Sebelumnya Indonesia tahu Australia akan menjadikan Nusa Tenggara Timur sebagai sasaran balas dendam, karena wilayah Nusa Tenggara Timur sangat dekat dengan Australia dan terdapat juga pangkalan utama TNI AL dan puluhan roket yang dapat menjangkau Australia. Tentu bukan Cuma Oerlikon saja yang dipersiapkan untuk melindungi wilayah udara Nusa Tenggara Timur, meriam anti serangan udara 37mm yang masing-masing diawaki oleh tujuh orang personel tersebut juga telah ditempatkan di beberapa tempat-tempat strategis. Saat keempat pesawat masuk dalam jarak jangkau Oerlikon, 1000 butir peluru ditebakan dalam waktu satu menit dan berhasil menjatuhkan dua pesawat, sementara dua lainnya sudah dibidik meriam 37mm TNI dan berhasil ditembak jatuh. Yang menghawatirkan satu pesawat yang membawa bom puluhan kilo telah berhasil lewat di atas senjata-senjata tersebut dan melesat menuju kupang, sementara TNI yang megoperasikan meriam 37mm tersebut terus membidik dan menembak pesawat yang mulai hampir menghilang dari pendangan. Pesawat tersebut juga hampir keluar dari wilayah jangkauan Oerlikon, meskipun Oerlikon tetap membidik dan sekali kali memberikan tembakan peluru tersebut berhasil dihindari oleh sang pilot.
Salah satu prajurit yang mengoperasikan meriam mendapat teriakan dari sang komandan ‘Eko! Tembakkan meriammu! Jatuhkan pesawat itu!’ sang komandan juga meneriaki prajurit lain yang mengoperasikan alat tersebut. ‘terus tembak! Terus tembak! Bidik dan tembak! Selamatkan Kupang!’.’pesawatnya bermanuver menghndari tembakkan pak!’ saut salah satu prajurit. Lalu tembakan dari prajurit Eko, empat butir peluru ditembakkan dalam tiga detik dan mengenai mesin pesawat, pesawat meledak di udara bersama sang pilot yang tak sempat meyelamatkan diri. Kupang berhasil diselamatkan.
Sementara itu satu jam sudah terjadi pertempuran udara untuk menyelamatkan pangkalan TNI dari serangan pesawat-pesawat tempur Australia, dua pesawat F-35 berhasil dijatuhkan sementara yang lain masih kontak senjata di udara. terlihat sebuah Sukhi SU-35 milik Rusia sedang dogfigh dengan F-35 musuh, posisi burung besi milik Rusia yang berada di depan F-35 tentu membuat pilot F-35 tersebut memiliki posisi yang menguntungkan untuk mengalahkan Sukhoi tersebut. Rentetan tembakan dari meriam F-35 menuntut pilot Sukhoi untuk melakukan banyak manuver menghindar, usaha untuk menghancurkan pesawat dengan menembak tersebut tak membuahkan hasil, dua rudal udara ke udara AIM-120 AMRAAM ditembakkan, tak berselang lama satu rudal mendekat dari belakang dengan jarak hanya dua meter mengetahui hal ini sang pilot berbelok tajam ke kanan dan rudal tersebut melesat menjauh dari pesawat, rudal kedua masih mengejar pilot menurunkan ketinggian pesawat sampai hampir menyentuh permukaan air. Melihat ada gelombang tinggi dari depan sang pilot menambah kecepatan pesawat, begitu gelombak mendekat ketinggian pesawat ia naikkan dan rudal kedua tersebut menabrak gelombak, walaupun berhasil menembusnya tapi air tersebut membuat laju rudal tak stabil, akhirnya rudal terjauh ke air dan meledak. Pilot langsung memutar pesawatnya untuk menempatkan diri di belakang F-35 tersebut, setelah berhasil menempatkan diri sebuah rudal R-77 ditembakan untuk melumpuhkan pesawat.
Pilot Australia tersebut terkejut ketika Sukhoi tersebut meninggalkan dogfight setelah melepaskan rudal, dengan kecepatan 3 mach atau tiga kali kecepatan suara rudal melesat menghampiri pesawat, pilot menukik tajam ke atas agar rudal melesat menjauhinya tetapi rudal tersebut tetap bisa mengatasi tukikan pesawat tersebut, pesawat naik ke atas sambil berputar-putar di udara senjata pengecoh pun ditembakkan. Kemudian oleh sang pilot pesawat diturunkan ketingginnya hingga satu meter di atas air sambil mencari objek untuk menabrakkan rudal, kemudian pesawat dibelokkan ke arah kanan, rudal tersebut memotong jalur dan menghampiri pesawat tersebut dari arah samping, rudal berhasil menghantam pesawat hingga pesawat tersebut meledak hancur berkeping-keping. Tiga jam sudah pertempuran udara tersebut berlangsung, satu Sukhoi milik Indonesia dan satu lagi milik Rusia berhasil di jatuhkan sementara pihak Australia kehilangan delapan F-35 belum termasuk pesawat yang mencoba mengebom Kupang. Kalah jumlah pihak Australia menarik kembali pesawat-pesawatnya tersebut karena tidak ada harapan untuk dapat melanjutkan operasi, dari peristiwa tersebut 12 F-35 berhasil di dihancurkan dan misi pembalasan dari Australia tersebut gagal total. Malu menerima kenyataan ini Australia menyiapkan empat roket jarak sedangnya untuk meghantam Jakarta, mendengar hal ini Pemerintah dan rakyat Indonesia marah. Pemerintah berjanji akan meluncurkan semua roket jarak sedangnya yang berada di Nusa Tenggara Timur untuk mengebom Australia sebagai bentuk pembalasan, dan rakyat menuntut agar dipersenjatai dan akan melakukan penyerbuan besar-besaran ke Australia.
Senin, 23 Desember 2013 tuntutan rakyat terkabulkan, TNI membuka pos-pos pembagian senjata untuk para warga yang mempunyai jiwa nasionalisme tinggi untuk dilibatkan perang. Mereka mulai dari yang berusia 16 tahun hingga 60 tahun ikut berpartisipasi, setelah semua senjata terbagi dalam waktu tiga hari TNI akan memberikan pelatihan tembak menembak untuk mereka. Karena keinginan kuat mereka untuk ikut berjuang membela tanah air, dalam kurun waktu yang telah ditentukan mereka sudah pada mahir menembak dan mempelajari strategi perang serta pelatihan berkoordinasi yang diajarkan, mereka mampu memahaminya, pada hari itu bisa dikatakan kalau mereka sudah siap untuk dikirim ke medan pertempuran. Sepertinya apa yang di pidatokan SBY di Gelora Bung Karno akan menjadi kenyataan, pada hari Kamis, 27 Desember mereka yang telah dinyatakan siap untuk bertempur berkumpul di pantai Selatan Indonesia, mereka berasal dari seluruh penjuru negeri bersiap untuk mengarungi laut selatan menuju Australia. Apa saja yang dapat mereka tumpangi mereka gunakan untuk menyeberang, baik itu kapal kayu ataupun kapal baja, kapal milik negara maupun milik sipil. Bahkan PT. Pelni menyiapkan kapalnya untuk membantu penyeberangan, tentu dengan kawalan kapal perang.
Australia berkesimpulan bahwa jika mereka mengebom Jakarta sama saja dengan merusak sarang semut merah, mereka mengakui pertahanannya tidak akan sanggup untuk melawan serangan jutaan rakyat Indonesia. dan jika benar itu terjadi, dalam waktu satu minggu saja Australia akan habis. Australia juga mengakui berperang dengan Indonesia merupakan peperangan tersulit yang pernah mereka alami, seperti yang terjadi pasukan Indonesia selalu berhasil dalam menjalankan misi pertempurannya di Australia, Indonesia selalu menang dalam pertempuran untuk merebut suatu wilayah.
Pada hari Sabtu, 28 Desember 2013 Australia memohon untuk dilakukannya gencatan senjata. Indonesia menerima permohona Australia tersebut dengan syarat pasukan Inggris dan Malaysia meninggakan Kalimantan Barat, Australia menolak Syarat tersebut karena Kalimantan Barat bisa digunakan untuk menukar wilayah mereka yang dikuasai Indonesia. Lalu lewat pernyataannya pemerintah Indonesia mengancam akan mengebom Singapura dan Kuala Lumpur dengan meminta bantuan pesawat pengebom Rusia dibantu oleh Skuadron Sukhoi SU-35 TNI AU. Pemerintah juga mencabut izin tambang Freeport dan memutuskan kerjasama dengan Exxon dan Chevron.
Minggu, 29 Desember 2013 alutsista pesanan Indonesia sudah sampai, tentunya dengan pengawalan super ketat dari militer masing-masing negara. Alutsista yang dikirim lewat jalur laut tersebut berupa empat unit rudal pertahanan udara buatan Rusia ‘S-300′ dimana satu unit terdiri dari truk radar, peluncur roket dan satu truk sebagai pusat informasi tempur. Enam kapal selam kilo bekas AL Rusia, 44 helikopter serang Kamov KA 52, 57 jet tempur Sukhoi SU-35, 77 BMP-3. Itu yang datang dari Rusia, sedang dari Korea Selatan terdiri dari 32 pesawat tempur T 50 yang dikirim lewat jalur udara, 23 kapal perang perusak KDX III/Sejong the great class. Dan yang datang dari Jerman berupa 287 tank tempur utama Leopard RI, 56 tank Marder. Dipastikan alutsista tersebut akan langsung segera dipakai untuk menjalankan misi tempur, beserta para awak yang sudah melakukan pelatihan menggunakan alat tempur tersebut di masing masing negara produsen. Untuk alutsista buatan lokal karena yang dipesan adalah barang baru, jadi masih butuh waktu berbulan-bulan lagi untuk menyelesaikan pembuatannya.
Selasa, 30 Desember 2013 pemerintah kembali mempertegas tentang rencana pengebomannya tersebut dengan menyiapkan enam pesawat pengebom terbarunya Rusia ‘Tupolev TU-160’ yang telah didatangkan dari Rusia Senin malam. Tidak Cuma itu, delapan pesawat tempur Sukhoi SU-35 juga disiapkan untuk melakukan pengawalan terhadap pengebom tersebut.
Pukul 11.30 malam dua TU-160 dan empat Sukhoi SU-35 melintas di selat Malaka, pihak Malaysia yang menerima laporan tersebut langsung memerintahkan tentaranya untuk siaga penuh. Empat Sukhoi SU-30 milik TUDM diterbangkan untuk bersiaga di wilayah udara yang berdekatan dengan selat Malaka, warga Malaysia yang malam itu merayakan malam pergantin tahun di Kuala Lumpur diperintahkan untuk mengkosongkan ibu kota, seluruh gedung-gedung pemerintahkan dan gedung gedung penting lainnya segera ditinggalkan. Pihak pengawas radar militer Malaysia mengkontak pemimpin pasukan pesawat serang tersebut. “Kregg… kami dari pusat radar tentera Diraja Malaysia memerintahkan kalian untuk mengesahkan maksud dari penerbangan kalian tersebut, Ganti! Kregg….” pemimpin pasukan tersebut bertanya dalam hati, ‘ kenapa mereka bertanya begitu, inikan misi musuh mana mungkin diberitahu? Lagipula kami juga masih di wilayah udara Indonesia!’. Kemudian komandan tersebut membalas kontak, “Kregg… kami hanya mengantarkan para tamu kami TU-160 ini untuk jalan-jalan di malam tahun baru, dan juga ingin melihat kembang api di Pekanbaru dari atas. Ngomong-ngomong di Kuala Lumpur ada acara apa? Apakah disana ramai? Ganti. Kregg…” Semua pilot tertawa mendengar jawaban tersebut, lalu pihak pengawas radar tersebut mengkontaknya lagi. “Kregg… jangan main-main ini serius! Cepat tegaskan maksud dan tujuan kalian! Ganti. Kregg…” Komandan tersebut menjawab “Kregg… hei…hei…hei… jangan main-main kami masih diwilayah udara kami ganti! Kregg…” setelah itu tidak ada jawaban balasan dari Malaysia. Tidak hanya di selat Malaka, Indonesia juga memerintahkan dua TU-160 dan Sukhoi SU-35 untuk terbang di laut Natuna, tujuannya jelas untuk menakut-nakuti Singapura. Kehadirannya disambut oleh empat pesawat tempur F-15 milik RSAF, pihak Singapura mengkontak pemimpin pasukan udara tersebut “kami dari pihak Singapura memerintahkan kalian untuk meninggalkan laut Natuna, atau kami akan memerintahkan pesawat tempur kami untuk menyerang kalian, karena keberadaan kalian mengancam kami! Ganti” pemimpin pasukan udara tersebut menjawab “kami tidak takut bila berhadapan dengan pilot-pilot kalian!”.
Setelah dua jam terbang pesawat-pesawat tersebut kembali ke pangkalan, dan begitu juga konvoi pesawat yang berada di selat Malaka. Kejadian menegangkan tersebut hanyalah bentuk iseng saja dari Indonesia meskipun Malaysia dan Singapura kaget dengan keberadaan pesawat-pesawat tersebut. Indonesia tak mau mengebom mereka pada malam itu meskipun bisa melakukannya saat itu juga. Tetapi Indonesia masih menunggu waktu yang tepat untuk pengeboman jika mereka masih saja ngotot tidak mau menyerahkan Kalimantan Barat, lagipula Kuala Lumpur juga sudah kosong, jadi apa yang mau dibom?
Jumat, 3 Januari 2014 dua pesawat tempur Mirage 5A milik Argentina melintas di atas perairan kepulauan Falkland, menurut laporan pasawat tempur yang tergabung dalam latihan tempur skala besar militer Argentina tersebut terbang selama hampir tiga jam. Karena armada tempur udara Inggris saat itu banyak yang sedang mengalami perbaikan, bahkan ada yang masuk gudang karena tidak adanya biaya untuk pembelian suku cadang untuk pesawat tempur mereka, dan jarak dari pangkalan utama Inggris menuju lokasi yang jauh tak memungkinkan untuk mengirim pesawat tempur. Sehingga Inggris tidak terlalu bisa mengkontrol wilayah sengketa pada saat Argentina melakukan latihan militer, kapal perang tercanggih Inggris yang digadang mempunyai kemampuan untuk serang udara yang mengagumkan bahkan tak berkutik mengetahui kedatangan kedua jet tempur tersebut.
Minggu, 5 Januari 2014 kapal tempur jenis penjelajah Rusia masuk ke perairan Inggris di Skotlandia dengan membawa muatan penuh rudal, karena Inggris memotong anggaran militernya akibat krisis moneter. Maka kapal tempur Inggris yang siap disana saat itu hanya HMS Defender, itupun berada jauh 600mil dan butuh 24jam untuk mencegat kapal Rusia tersebut. Akibatnya hubungan antara Inggris dengan Argentina dan Rusia memanas, Inggris melayangkan surat protes ke kedua negara tersebut. Sadar bahwa negaranya sedang terancam oleh Argentina dan Rusia, Inggris menyerukan agar Indonesia dan Australia berdamai dan mengakhiri perang. Keinginan damai Inggris tersebut karena anggaran militer Inggris menipis dan banyak perangkat keras militer mereka yang sudah menuntut untuk diperbaiki, Inggris akan kalah jika harus berhadapan dengan Argentina atau Rusia.
Amerika juga mengalami kerugian yang amat besar akibat dari perang ini, sejak perang meletus Cina menghentikan bantuan tunai untuk perbaikan ekonomi di AS. Juga strategi Iran di selat Hormuz yang mencegat dan menenggelamkan kapal-kapal tanker AS, Inggris atau negara lain yang mencoba membantu Australia. Amerika juga kehilangan pangkalannya di Darwin akibat serangan dari pihak Indonesia, atas dasar tersebut Amerika membantu Inggris untuk mendamaikan Indonesia dengan Australia dan memperbaiki hubungannya dengan Cina. Inggris dan Amerika juga berencana untuk menarik pasukan mereka dari pertempuran. Australia mengetahui rencana tersebut dan memprotes Inggris dan Amerika, Australia menuntut Inggris untuk tetap melanjutkan pertempuran karena Inggris adalah bagian dari negara FPDA. Australia juga menyuruh Amerika untuk meminta bantuan kepada Perancis jika sudah tak sanggup. Amerika tersinggung atas perkataan Australia yang mengatakan bahwa Amerika tak mampu, itu membuat pihak Amerika menganggap Australia meremehkan negaranya dan tak menghargai bantuan yang diberikan, hubungan antara Australia dan Amerika mulai renggang.
Selasa, 7 Januari 2014 Amerika mulai menyiapkan puluhan pesawat angkut untuk memulangkan seluruh personel dan alat tempurnya di Australia, seluruh kapal perang milik Amerika juga diperitahkan untuk kembali ke Amerika. Australia marah atas tindakan Amerika ini yang dianggapnya sebagai tindakan yang tak menghargai tuan rumah dan tak segan-segan menelantarkan sahabatnya di tengah tengah perang. Meskipun Inggris masih menempatkan militernya, AS terus mendesak untuk memulangkan tentaranya.
Merasa ditinggal bosnya, Malaysia dan Singapura sepakat jika Inggris memulangkan tentaranya, mereka akan ikut menyerah dan menyerahkan urusan perang tersebut ke Australia dan Selandia Baru. Inggris, Malaysia dan Singapura berencana untuk membawa masalah Indonesia dan Australia ke konvensi Jenewa dan keduanya setuju.
Sabtu, 11 Januari 2014 konvensi Jenewa untuk permasalahan Indonesia dan Australia dilaksanakan, dalam perundigan itu hadir juga perwakilan dari negara sahabat Indonesia dan negara FPDA. Dalam perundingan tersebut, Indonesia tetap ingin Kalimantan kembali sampai-sampai Indonesia mengancam akan memerintahkan tentaranya untuk meneruskan penguasaan kotanya sampai ke Darwin. Sementara itu Australia tetap ingin Kalimantan masih dibawah kekuasaannya dan memerintahkan Indonesia untuk tidak meneruskan perjuangannya untuk pengambil alih kota-kota vital di Australia.
Indonesia menegaskan bahwa dengan mundurnya AS dan sebentar lagi disusul oleh Inggris, Singapura dan Malaysia membuat Indonesia jadi mudah untuk mengalahkannya walaupun sendirian tanpa bantuan dari negara-negara sahabat. Hingga akhirnya konvensi yang berangsung selama lima jam tesebut gagal membuat kedua belah pihak untuk berdamai. Dan pada hari itu juga setelah perundingan gagal perang kembali pecah, gencatan senjata berakhir. Indonesia memobilisasi pasukan dan alat tempurnya ke Australia untuk merebut kota-kota lainnya dengan tujuan akhir Darwin yang akan dibumihanguskan. Australia mengirim besar-besaran militernya ke Kalimantan Barat untuk menggantikan miiter Inggris dan Malaysia yang rencananya akan ditarik besok, Inggris mengirim pesawat angkut personel dan kapal angkut militernya untuk memulangkan tentara dan alat-alat militernya, yang dijadwalkan akan tiba subuh besok.
Minggu, 12 Januari 2014 Indonesia memerintahkan negara-negara sahabatnya untuk menarik kembali militernya, karena mengalahkan Autralia sendirian saja indonesia mampu. Indonesia juga mengecam dan menyuruh Selandia Baru untuk memulangkan tentaranya. Atau setelah Australia, Selandia Baru yang akan menjadi target penyerangan berikutnya. Dan pada hari itu juga Selandia Baru memutuskan untuk menarik kembali pasukannya paling lambat malam pukul 10.00, karena Selandia Baru tahu bahwa Australia akan kalah, jadi tak ada gunanya dibantu, yang ada malah membuat Selandia Baru kehilangan banyak tentara dan uang negara negaranya terkuras.
Rabu, 15 Januari 2014 Indonesia melancarkan serangan ke Kalimantan Barat, serangan untuk merebutkan Kalimantan Barat ini diberi nama ‘Opersi Pembebasan Kalimantan Barat’ dengan kekuatan 50 pesawat Sukhoi SU-30 dan SU-35 dibantu satu skuadron Super Tucano, 14 T-50, 8 helikopter tempur MI-35 dan 20 Kamov KA-52, seribu personel TNI AD, 400 personel Marinir beserta tank amfibinya. 13 MLRS ASTROS II, delapan Howitzer Caesar dan 108 tank Leopard. Dalam waktu satu minggu pasukan Indonesia berhasil menguasai setengah wilayah Kalimantan Barat, Australia yang membawa dua ribu tentara, 34 pesawat tempur F-22 dan F-35, 70 tank tempur berat dan alat-alat tempur yang jumlahnya lebih sedikit dari Indonesia mengalami kemunduran.
Gempuran dari militer Indonesia dapat dengan mudah memukul mundur mereka ke gerbang pertahanan terakhir. Dalam waktu satu bulan Indonesia dapat mengambil kembali Kalimantan Barat, dalam pertempuran itu Autralia mengalami kerugian parah, ditambah banyak dari pasukannya yang mati atau tertawan, alat-alat militernya banyak yang hancur. Australia kurang memperhitungkan antara kekuatannya di Kalimantan dengan di pusat, sehingga dari begitu banyaknya personel dan alat-alat tempur yang dimobilisasi ke Kalimantan Barat membuat Australia kehilangan kekuatan untuk melindungi kota-kotanya yang menjadi daftar wilayah yang akan menjadi kekuasaan Indonesia. Bahkan Australia tidak cukup kuat untuk melindungi Darwin, Australia juga mengerahkan tentara-tentara rakyatnya untuk mempetahankan wilayah. Tetapi itu percuma, kehebatan tempur rakyat Australia tidak seberapa dengan kehebatan tempur TNI, ditambah lagi kurang ahlinya mereka dalam hal koordinasi membuat segala rencana yang mereka buat dapat terbaca dengan jelas oleh TNI.
Dan pada hari Sabtu, 16 Januari 2014 Australia menyerah kepada Indonesia dengan syarat Indonesia menarik kembali militernya dari wilayah Australia dan tidak lagi mempunyai keinginan untuk mengganggu atau menyerang lagi, Indonesia mau mengembalikan daerah yang telah direbutnya ke tangan Australia dengan syarat Australia tidak lagi melakukan penyadapan terhadap Indonesia dan negara-negara lainnya. Perang telah usai, dan perang tersebut menjadi peringatan kepada negara-negara penyadap lain yang ingin melanjutkan misi penyadapannya.
pada hari itu setelah Australia menyatakan menyerah, rakyat Indonesia merayakan kemenangan dengan mengadakan syukuran masal di tiap-tiap desa, sujud syukur masal juga dilakukan oleh TNI dan rakyat Indonesia yang Muslim, bahkan presiden dan menteri menteri lainnya pun ikut dalam sujud massal tersebut. Selain itu suara takbir berkumandang dari seluruh penjuru negeri, tempat tempat ibadah seperti gereja dan pura ramai dikunjungi untuk memanjatkan doa rasa syukur oleh para penganutnya. Pesta kembang api untuk merayakan kemenangan juga terdengar di mana mana pada malam harinya. Itulah kemenangan, kemenangan yang tercipta berkat usaha, doa dan bantuan dari sahabat dan saudara kita yang dapat membuat Indonesia menang dan kembali menjadi macan Asia. Indonesia juga dinobatkan menjadi negara dengan kekuatan militer terbesar ranking empat dunia.
http://www.kaskus.co.id/thread/531bfcbbfaca17ba35000129/cerita-perang-bukti-harga-diri-bangsa-indonesia-vs-australia
http://jakartagreater.com/indonesia-australia-war-fiction/
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDelete